Bank Mandiri & Saudara bagi deviden 30%



JAKARTA. Kinerja keuangan yang baik tahun 2012, berbanding lurus dengan dividen yang mengalir ke pemegang saham. Bank Mandiri dan Bank Saudara akan membagikan dividen di atas 30% dari laba bersih 2012.Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kemarin (2/4), Bank Mandiri memutuskan membagi dividen sebesar 30% dari laba bersih tahun buku 2012. Angka ini setara Rp 4,65 triliun atau setara Rp 199,33 per saham. Porsi dividen tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, hanya 25% dari laba bersih 2011.Plt Direktur Utama Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan meski membagikan dividen dalam jumlah besar, laba ditahan masih mampu menopang rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank di level 12%. "Agar bisa menunjang pertumbuhan, kami juga akan menerbitkan surat utang," ujarnya, Selasa (2/4).Bank Himpunan Saudara juga menyetor deviden lebih besar ke pemegang saham. Tahun ini, Bank Saudara akan membagikan dividen senilai Rp 18 per saham atau setara Rp 47,9 miliar, yang merupakan 35,08% dari laba bersih di 2012. Sebagai perbandingan, tahun 2011, bank milik keluarga Arifin Panigoro ini membagi dividen senilai Rp 11 per saham atau mencapai Rp 25,48 miliar. Dengan begitu, dividen yang dibagikan Bank Saudara pada tahun ini meningkat 87,99% dibandingkan pembagian dividen tahun 2011.Direktur Utama Bank Saudara, Mardyantoro Purbo, mengatakan pemberian dividen dan disetujui melalui RUPS merupakan gambaran kenaikan perolehan laba bersih. Rahun lalu, laba bersih Bank Saudara mencapai Rp 118,84 di sepanjang 2012. "Untuk itu, dividen ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi kami terhadap para pemegang saham," terang Mardyantoro Pembayaran dividen akan dilakukan pada tanggal 2 Mei mendatang. Pembayaran mengalir kepada para pemegang saham Bank Saudara yang tercatat pada 23 April 2013.Sepanjang 2012, aset Bank Saudara tumbuh hingga 49,85% dari Rp 5,09 triliun menjadi Rp 7,62 triliun. Menurut Mardyantoro, pertumbuhan aset itu didorong oleh tingginya kenaikan penyaluran kredit dan meningkatnya dana pihak ketiga (DPK).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya