Bank Mandiri sebut sektor pertambangan masih tumbuh terbatas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk menyatakan pihaknya masih berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor pertambangan. Namun, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas beranggapan bahwa sektor pertambangan memang tengah mengalami pertumbuhan yang cukup positif belakangan ini.

Sebab, sektor pertambangan khususnya batubara yang memang menjadi andalan pertumbuhan sektor ini nyatanya masih mengalami pertumbuhan kendati masih terbatas. Seiring dengan belum kondusifnya iklim perekonnomian akibat kebijakan penggunaan batubara domestik di China sebagai pasar utama. 

"Sektor pertambangan khususnya batubara masih menjadi sektor yang tumbuh terbatas seiring dengan kondisi yang belum kondusif sebagai akibat kebijakan penggunaan batubara domestik di China sebagai pasar utama dan India yang belum naik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (5/11) malam.


Lebih lanjut, bank berlogo pita emas ini beranggapan, faktor dalam negeri yang turut menyumbang masih belum derasnya peningkatan sektor sektor ini yakni adanya revisi rencana pembangunan kapasitas pembangkit. Akibatnya, proyeksi kebutuhan batubara secara domestik memang tidak sebesar dengan perkiraan di awal.

Pun, untuk Bank Mandiri sendiri kualitas kredit pertambangan masih terbilang stabil bahkan menunjukan tren penurunan kendati tipis. Dari sisi rasio non performing loan (NPL), Bank Mandiri mengalami perbaikan NPL pertambangan ke kisaran 3% di kuartal III 2018. Sayangnya, Rohan belum dapat merinci seberapa besar total kredit yang disalurkan Bank Mandiri ke sektor ini.

Sebagai informasi saja, Menurut data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2018 total kredit pertambangan dan penggalian mencapai Rp 129,14 triliun.

Bila dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya, kredit tersebut sudah tumbuh 11% dari Rp 116,33 triliun. Pun, memakai data analisis uang beredar yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) per September 2018 lalu total penyaluran kredit perbankan ke sektor pertambangan dan penggalian mencapai Rp 127,4 triliun atau tumbuh 23,09%.

Sementara itu, SPI OJK per Agustus 2018 mencatat rasio non performing loan (NPL) sektor ini turun ke level 4,1% dari tahun sebelumnya yang sempat menembus 8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .