Bank Mandiri targetkan kredit produktif tumbuh 15%



JAKARTA. Bank Indonesia merilis data pertumbuhan kredit secara keseluruhan mengalami sedikit kenaikan menjadi 10,9% per September 2015 secara tahunan dibandingkan bulan Agustus yang hanya sebesar 10,8% secara tahunan.  Bank sentral Indonesia melansir, peningkatan pertumbuhan kredit tersebut terutama dalam bentuk kredit produktif, yaitu kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI). KMK tercatat sebesar Rp 1.893,9 triliun atau tumbuh 10,3% secara tahunan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Agustus 2015. Peningkatan KMK terutama terjadi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) yang masing-masing tumbuh dari 13,2% secara tahunan dan 10,1% secara tahunan per Agustus 2015 menjadi 15,6% per September 2015 dan 11,2% pada September 2015 secara tahunan.  Posisi kredit investasi September 2015 tercatat sebesar Rp 976,4 triliun. Angka ini tumbuh 13% secara tahunan atau sedikit meningkat dibandingkan Agustus 2015.

Peningkatan penyaluran kredit investasi terutama pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan dan sektor industri pengolahan, masing-masing sebesar 19,3% (yoy) dan 21,0% (yoy) dibandingkan dengan Agustus 2015 sebesar 16,9% (yoy) dan 20,5% (yoy).  Direktur Keuangan Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, sektor produktif seperti infrastruktur, telekomunikasi dan juga kesehatan atau healthcare memang masih menjanjikan. Bank dengan kode emiten BMRI ini bahkan mematok target pertumbuhan kredit di sektor tersebut di level 13%-15%. "Bahkan sampai tahun 2016, sektor infrastruktur, telco, healthcare masih menjanjikan," ucap Tiko, sapaan akrabnya kepada KONTAN, Kamis (5/11). Meski BI menyebutkan bahwa penyaluran kredit pada sektor properti per September 2015 mengalami perlambatan, namun bank berlogo pita emas ini masih optimis sampai dengan akhir tahun 2015, kredit sektor konsumer masih menggeliat.

"Kami harapkan kredit konsumer khususnya KPR dan kredit kendaraan bermotor mulai tumbuh lagi," ucapnya. Bank Indonesia mencatat, per September 2015 penyaluran kredit properti sebesar Rp 607,1 triliun. Angka ini tumbuh 13% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2015 yang sebesar 13,5% (yoy). Perlambatan tersebut terjadi pada kredit konstruksi, real estate, serta KPR dan KPA, masing-masing tumbuh 20,1% (yoy), 20,3% (yoy), dan 7,8% (yoy), turun dari 21,4% (yoy), 20,9% (yoy), dan 8% (yoy) pada Agustus 2015.  Pada September 2015, penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami perlambatan. Kredit UMKM yang disalurkan Bank Umum sebesar Rp 715,4 triliun atau tumbuh 9,1% (yoy). Angka ini melambat dibandingkan Agustus 2015 yang tumbuh sebesar 9,5% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM terutama terjadi pada skala usaha mikro. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan