Bank masih belum migrasi ke kartu Cip



JAKARTA. Per 1 Januari 2016, kartu debit/ATM wajib mengadopsi teknologi cip dari saat ini menggunakan magnetik. Lantaran masih tersisa sekitar 1,5 tahun lagi, bank masih santai memenuhi aturan Bank Indonesia (BI) tersebut.

Tengok saja, sejumlah bank besar yang dihubungi KONTAN mengungkap, belum melakukan migrasi kartu. Dodit Wiweko Probojakti, GM Product Management Division - Consumer & Retail Banking Bank BNI, menerangkan, saat ini BNI memasuki proses pengembangan sistem migrasi dari kartu magnetik ke cip.

"Mungkin selesai Agustus atau September. Setelah itu, baru tunjuk pencetak kartu dan kemudian pengadaan kartu," tutur Dodit, pekan lalu. Saat ini, kartu ATM/debit BNI sebanyak 9,7 juta kartu.Setali tiga uang, Bank Mandiri menargetkan bisa memulai distribusi kartu ATM/debit cip pada kuartal IV tahun ini.


Hery Gunardi, Direktur Mikro dan Perbankan Ritel Bank Mandiri, mengatakan, proses migrasi kartu debit ke cip masih berlangsung. Rencananya, distribusi 11,6 juta kartu ATM/debit cip Mandiri akan dilakukan secara bertahap. Hery meyakini, Mandiri bisa menyelesaikan migrasi kartu ATM/debit sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan otoritas.

"Migrasi kartu debit kami pastikan akan sesuai dengan timeline yang dianjutkan BI, yaitu pada 31 Desember 2015," terang Hery kepada KONTAN, Minggu (29/6).Tak jauh berbeda, Danamon, Permata Bank, Bank Internasional Indonesia (BII) dan OCBC NISP pun belum memulai proses migrasi. Parwati Surjaudaya, Presiden Direktur OCBC NISP bilang, bulan Juli ini pihaknya baru mempersiapkan sistem cip.

Dessy Masri, Head of Card Bussiness, Bank Danamon, mengatakan, tahun ini Danamon fokus upgrade sistem di mesin ATM agar bisa digunakan kartu cip. "Pergantian kartu baru kita lakukan tahun depan," ujar Dessy.

Ada kesulitan

Lani Darmawan, Direktur RItel BII mengakui, pihaknya kesulitan memenuhi tenggat akhir yang ditetapkan BI. Lani bilang, kesulitan ini telah disampaikan ke Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). "Kami usahakan sebisa mungkin sambil terus berkomunikasi dengan BI untuk perkembangannya," pungkas Lani.

Salah satu faktor yang membuat bank setengah hati bermigrasi ke cip adalah ongkos yang mahal. BII menyiapkan investasi berkisar US$ 10 per kartu. Lani bilang, biaya kartu cip berkali lipat dibandingkan dengan non cip. Total, ada 1,5 juta kartu ATM/debit di BII yang harus diganti.

Kendati belum memulai, Bianto Surodjo, Direktur Ritel Bank Permata meyakini proses migrasi 1,5 juta kartu ATM/debit Permata bisa selesai pada akhir tahun 2015. Catatan saja, aturan migrasi kartu terbit tahun 2009 atau tujuh tahun bagi bank untuk bermigrasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina