Bank masih jadi tambatan hati korporasi



JAKARTA. Meski memasuki era suku bunga mahal, bank tampaknya tetap menjadi pelabuhan hati bagi perusahaan yang tengah mencari pendanaan. Walaupun suku bunga kredit korporasi naik, bank tetap gencar menggenjot kredit ke sektor korporasi.

Sejak Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan alias BI rate Juni lalu, perbankan ikut menaikkan suku bunga dasar kredit (SBDK) kredit korporasi. Bank Danamon, misalnya, sejak akhir September lalu menaikkan SBDK kredit korporasi dari 10,25% menjadi 10,75%.

Pada akhir Juni, Bank Danamon telah menaikkan SBDK kredit korporasi sebesar 25 basis poin menjadi 10,25%. Bank OCBC NISP per 1 Juli lalu  juga menaikkan SBDK kredit korporasi sebesar 15 basis point menjadi 9,75%. Suku bunga tersebut kembali dikerek per 26 September lalu menjadi 10,75%.


Toh, kenaikan bunga kredit korporasi tampaknya tak terlalu menciutkan nyali korporasi meminjam uang ke perbankan. Penyaluran kredit korporasi tetap tumbuh. Bulan lalu, misalnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank BNI ikut dalam sindikasi kredit senilai Rp 5,27 triliun ke PT Cemindo Gemilang. Yang terbaru, Bank OCBC NISP ikut menyalurkan kredit kepada PT Multistrada Arah Sarana senilai US$ 170 juta.

Bankir masih optimis

Sejumlah bankir yang dihubungi KONTAN optimistis, penyaluran penyaluran kredit korporasi masih akan tumbuh hingga akhir tahun. Apalagi, bank berhasil menjaga tingkat kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) serendah mungkin.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), memprediksi permintaan kredit korporasi  hingga akhir tahun masih besar. Karena itu, Jahja optimistis, kredit korporasi BCA  tumbuh 20% di akhir tahun.

Senada, Glen Glenardi, Direktur Utama Bukopin, yakin kredit korporasi masih akan meningkat meski suku bunga kredit korporasi naik. Mulai  Senin (7/19), Bank Bukopin menaikkan SBDK kredit korporasi dari 11,07% menjadi 11,17%. Kredit korporasi Bank Bukopin hingga saat ini mencatat pertumbuhan sebesar 10%. "Targetnya, kredit korporasi tumbuh 15% sampai akhir tahun," kata Glen. 

Sekretaris Perusahaan BRI, Muhammad Ali, mengatakan, akan mempertahankan pertumbuhan kredit korporasi BRI di kisaran 20%-22%. Untuk itu, BRI berupaya memberikan bunga yang cukup kompetitif di kisaran 9%-10,5% untuk perusahaan BUMN dan 10%-12% untuk perusahaan non BUMN. "Hingga Juni 2013, penyaluran kredit korporasi kami Rp 100 triliun, meningkat 40%," kata Ali.

Tak semua bankir optimistis dengan pertumbuhan kredit korporasi. Roy A. Arfandy, Direktur Whosale Banking Bank Permata, mengatakan pertumbuhan kredit korporasi tengah melambat. Karena itu, Bank Permata merevisi target pertumbuhan kredit korporasi menjadi di kisaran 10%-15%.

Jahja mengingatkan, pertumbuhan kredit tahun depan akan lebih rendah ketimbang tahun ini. Kredit sektor korporasi juga akan melambat.

Jadi, para bankir harap mulai waspada.                                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo