Bank masih pelit turunkan bunga kredit



JAKARTA. Perbankan Indonesia bisa dibilang masih pelit untuk menurunkan bunga kredit. Hal ini bisa dilihat dari data Bank Indonesia sampai Juli 2016. Tercatat, selama tujuh bulan pada tahun ini, suku bunga deposito perbankan sudah mengalami penurunan bervariasi antara 76bps sampai 101bps.

Untuk suku bunga deposito 1,3,6 dan 12 bulan, pada bulan Juli 2016 tercatat masing masing sebesar 6,8%, 7%, 7,75%, 7,81%. Namun, tercatat dengan penurunan bunga deposito yang sudah melebihi 1% ini, suku bunga kredit hanya terpotong 47bps yoy menjadi 13,36%.

Padahal BI sudah merubah suku bunga acuan dari suku bunga BI rate menjadi suku bunga acuan baru yaitu seven days reverse repo rate (7DRR rate). Terakhir Bank Indonesia mematok suku bunga acuan 7DRR rate sebesar 5,25%.


Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, sampai awal September 2016, suku bunga kredit bank berkode emiten BBCA ini sudah mengalami penurunan sebesar 25bps sampai 75bps tergantung sektor kredit dan ukuran plafon dari kredit. “September 2016 ini, kami akan turunkan suku bunga segmen SME sebesar 25bps,” ujar Jahja kepada KONTAN, Kamis, (1/9).

Sebagai informasi, untuk suku bunga segmen SME BCA sampai akhir Agustus 2016 adalah sebesar 10,5% atau mengalami penurunan 100bps ytd.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk misalnya. Dari awal tahun sampai Agustus 2016 tercatat BRI sudah menurunkan suku bunga kredit beragam antar sektor dengan rentang 25bps sampai 147bps. Untuk suku bunga kredit terendah tercatat BRI tercatat adalah kredit ritel adalah sebesar 9,75%. Sedangkan kredit tertinggi adalah kredit konsumsi non KPR yaitu sebesar 12,5%.

Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga mengatakan, pada empat bulan terakhir 2016 BRI masih akan mengkaji penurunan suku bunga kredit. “Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan adalah kondisi likuiditas dan risk premium yang masih naik,” ujar Hari kepada KONTAN.

PT Bank Tabungan Negara Tbk mengatakan, ke depannya penurunan bunga kredit sangat tergantung pada dua hal. Pertama, suku bunga acuan 12 bulan bank Indonesia kedua adalah capping bunga deposito. “Jika dua hal tersebut belum berubah sulit rasanya bagi bank untuk menurunkan bunga kredit,” ujar Iman kepada KONTAN.

Dari awal tahun sampai Agustus 2016 tercatat BTN sudah menurunkan suku bunga kredit beragam antar sektor dengan rentang 25bps sampai 100bps. Untuk suku bunga kredit terendah tercatat BTN tercatat adalah kredit konsumsi non KPR adalah sebesar 10,5%. Sedangkan kredit tertinggi adalah kredit ritel yaitu sebesar 12%.

PT Bank Artha Graha Tbk mengatakan, selama empat bulan terakhir 2016 ini, Bank Artha Graha memproyeksikan suku bunga kredit akan mengalami penurunan. Sebagai informasi, dari awal tahun sampai Juli 2016, berdasarkan data Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank, tercatat bank berkode emiten INPC ini belum sama sekali menurunkan suku bunga kredit.

Direktur Utama Bank Artha Graha Andy Kasih mengatakan, sebenarnya sampai Agustus 2016, bank sudah menurunkan suku bunga kredit untuk beberapa sektor yang berisiko rendah. “Kami melihat segmen pasar, jika kalau segmen tersebut bagus, kami akan memberikan suku bunga kredit lebih rendah,” ujar Andy, Kamis, (1/9).

Andy mengatakan, sampai akhir tahun diharapkan akan ada penurunan suku bunga kredit di beberapa sektor yang berisiko rendah. Penurunan kredit ini menurut Andy disebabkan karena sumber cost of fund dari bank milik taipan Tommy Winata ini sudah mengalami penurunan cukup untuk mendukung penurunan bunga kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini