JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja menyatakan keinginannya membuat Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tenor 1 tahun guna mengurangi spekulasi dan menjaga inflasi. Namun sayangnya, beberapa bank lebih melirik investasi bertenor pendek dibawah satu tahun. Alasannya adalah, investasi bertenor pendek dinilai lebih dibutuhkan oleh perbankan. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menilai, SBI bertenor 1 tahun hanya bagus bagi bank yang memiliki cadangan likuiditas jangka panjang. "Untuk likuiditas jangka pendek, kurang menarik," sebut Kokok Priyo Djatmiko, Money Market Chief Dealer Interest Rate Trading Department Treasury Group Bank Mandiri, kepada KONTAN, Senin, (17/6) malam.
Selama ini, Mandiri lebih tertarik menyimpan untuk struktur dana jangka pendek. Ia menyatakan, saat ini Mandiri banyak menyimpan dana di Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) yang bersifat
overnight dan
term deposit yang bertenor 1-2 minggu. Kokok bilang, hal terpenting dalam pemilihan investasi yakni, melihat seperti apa struktur pendanaan bank tersebut. Maklum,
Current Account Saving Account (CASA) di Mandiri memegang porsi lebih besar dibanding deposito. Pada kuartal pertama tahun ini, dana murah di Mandiri yakni Rp 265,5 triliun. Ini berporsi 64,8% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK), Rp 409,7 triliun. Kemudian, PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) menyebut bahwa pihaknya juga lebih banyak melakukan investasi dengan tenor pendek. " Kita lebih banyak pada term deposit yang jangka pendek. Tidak mau jangka panjang," sebut Wakil Direktur Mayapada, Vinsensius Chandra. Ia mengatakan, Mayapada lebih suka menyimpan dana pada
term deposit yang bertenor harian. Menurut Vinsensius, hal tersebut cenderung lebih aman. "Kami cukup konservatif dalam pengelolaan likuiditas," akunya. Secara keseluruhan investasi, 95% dana Mayapada ditempatkan di instrumen BI. Kemudian dari jumlah tersebut, 80% disimpan di term deposit. PT Bank Mega Tbk (MEGA) juga menyatakan hal yang serupa. Menurut Direktur Treasury Bank Mega, Sugiharto, tersedianya SBI jangka 1 tahun akan menyediakan lebih banyak alternatif bagi investor untuk menanamkan dananya dengan risiko minimal dan jangka waktu relatif panjang.
"Dalam situasi tingkat bunga stabil, instrumen ini akan digemari investor dan bank. Namun untuk pengelolaan kelebihan dana jangka pendek, treasury manajemen bank-bank akan lebih convenient membeli surat berharga jangka pendek," akunya kepada KONTAN. Apalagi, saat ini tren suku bunga cenderung naik. Ini membuat perbankan tak berpikir ulang untuk memilih penyimpanan dana pada investasi bertenor pendek. Dibanding SBI bertenor 1 tahun, ia menyatakan bahwa Bank Mega malah lebih tertarik pada rencana BI untuk memperbolehkan term deposit untuk segera bisa diperdagangkan antar bank. "Ini akan lebih membantu," tandas Sugiharto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri