Bank Mayapada akan tambah modal Rp 2 triliun



JAKARTA. Cathay Life Insurance Co Ltd anak usaha Cathay Financial Holding Co Ltd sebagai pemegang saham pengendali PT Bank Mayapada Internasional Tbk akan memperkuat permodalan perusahaan. Bank milik Tahir ini tengah mempersiapkan diri untuk memperkuat modal di tahun 2017.

Rudy Mulyono, Direktur Kepatuhan Bank Mayapada Internasional mengatakan, pihaknya sedang mengkaji penambahan modal melalui HAK Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue dan menerbitkan obligasi. “Rencananya, kami akan menambah modal sebesar Rp 2 triliun di tahun ini,” kata Rudy, Jumat (13/1).

Penambahan modal itu terdiri dari Rp 1 triliun melalui right issue dan sisanya Rp 1 triliun melalui penerbitan obligasi. Realisasi right issue dan penerbitan obligasi akan dilakukan pada semester I atau semester II tergantung dari kondisi ekonomi makro. Andai ada tambahan dana tersebut maka modal akan mencapai Rp 9,3 triliun di tahun ini.


Pada akhir tahun 2016, perusahaan memiliki todal modal sebesar Rp 7,3 triliun dengan rincian modal inti Rp 6,2 triliun dan modal pelengkap Rp 1,1 triliun. Adapun, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada level 14,5% pada akhir tahun 2016. Jika ada tambahan modal Rp 2 triliun maka rasio CAR naik menjadi 15%.

Rudy bilang, rencana penambahan modal tersebut untuk kebutuhan kredit. Bank milik Tahir ini menargetkan kredit tumbuh 20% atau mencapai sekitar Rp 56,4 triliun pada akhir tahun 2017 dengan realisasi kredit sebesar Rp 47 triliun pada akhir tahun 2016. “Segmen kredit akan didorong untuk korporasi, konsumer dan usaha kecil dan menengah (UKM),” tambahnya.

Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh 20% atau mencapai sekitar Rp 61,2 triliun pada akhir tahun 2017 dari realisasi perolehan DPK Sebesar Rp 51 triliun pada tahun 2015. Lanjutnya, perusahaan akan memperbesar porsi dana murah agar biaya dana atau cost of fund dapat lebih rendah.

Dengan pertumbuhan bisnis tersebut, bank milik taipan Tahir ini optimistis akan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 40% di tahun 2017 ini. Adapun, perusahaan memperoleh laba sebelum pajak sekitar Rp 1,2 triliun di tahun 2016.

Untuk mencapai target, pihaknya tak hanya mengandalkan pendapatan bunga dari penyaluran kredit, namun juga akan meningkatkan pendapatan komisi atau fee based income dengan rencana pertumbuhan 2%-3% di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini