Bank Mayapada Ingin Menambah Modal



JAKARTA. Bisnis perbankan sangat tergantung pada modal. PT Bank Mayapada Internasional Tbk. menyadari betul hal tersebut. Itu sebabnya, Bank Mayapada berniat menambah kapital di semester kedua tahun ini.Komisaris Utama Bank Mayapada, Tahir, mengungkapkan, Bank Mayapada ingin mengembangkan bisnis secara organik, tanpa merger ataupun akuisisi.

Bank Mayapada saat ini mengantongi modal Rp 1 triliun. "Kami menargetkan penambahan modal minimal Rp 500 miliar di tahun ini," kata Tahir, Senin (6/7). Karena tak menginginkan pertumbuhan anorganik, berarti Bank Mayapada mengandalkan para pemegang saham untuk menyuntikkan dana segar.

Adapun pemegang saham terbesar Bank Mayapada saat ini adalah PT Mayapada Karunia dengan porsi kepemilikan 25,31%. Sisa saham dimiliki Summertime Ltd. dengan kepemilikan 24,43%, Avenue Luxembourg S.A.R.L 23,03%, Brilliant Bazaar PTE Ltd 7,76%, dan Dubai Ventures Ltd 7,68%. Sebanyak 11,79% saham yang tersisa berada di tangan investor publik.


Tahir menilai, Bank Mayapada mampu tumbuh secara organik karena cabang bank mereka sudah cukup banyak untuk menarik dana pihak ketiga (DPK), sekaligus menyalurkan kredit. "Jadi untuk memperbesar aset bank, kami merasa tidak perlu ada akuisisi," tandasnya.

Saat ini, Bank Mayapada memiliki 130 cabang yang tersebar di 17 kota besar di seluruh Indonesia. Untuk penyaluran kreditnya, Tahir menjelaskan, Bank Mayapada tetap akan fokus di sektor usaha kecil, mikro dan menegah (UMKM). Sepanjang tahun ini, Bank Mayapada baru menyalurkan pinjaman baru ke sektor UMKM senilai Rp 100 miliar.

Pengelola Bank Mayapada sempat menahan penyaluran kredit karena melonjaknya rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL). Rasio NPL Mayapada di akhir kuartal pertama 2009 naik ke level 2,8%. Padahal di periode yang sama tahun lalu, NPL Bank Mayapada hanya sebesar 0,5%.

Tahir mengatakan, penyebab kenaikan rasio NPL adalah lesunya bisnis sektor UMKM. Pengusaha UMKM yang menjadi debitur Bank Mayapada juga ikut terimbas krisis. Namun Tahir optimistis, rasio NPL akan membaik. "NPL akhir Mei lalu sudah turun menjadi 1,7%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan