Bank Mayapada masih optimistis kredit tumbuh meski tak sampai dua digit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mayapada Internasional Tbk optimis kinerja di 2019 masih berjalan sesuai target. 

Direktur Kepatuhan Bank Mayapada Rudy Mulyono dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya optimistis kredit di akhir tahun masih bisa naik satu digit. Sementara dana pihak ketiga (DPK) dipatok sedikit lebih rendah dari pertumbuhan kredit.

"Kami pasang target kredit konservatif. Harapannya di high single digit," ujarnya. 


Menurutnya, Bank Mayapada masih memiliki ruang untuk mendongkrak kredit di beberapa segmen terutama UMKM, konsumer dan komersial. Pada kuartal I-2019 Bank Mayapada tetap berhasil mencetak kredit sebesar Rp 65,95 triliun atau naik 11,8% secara year on year (yoy).

Kendati kredit tumbuh tinggi, laba bersih Bank Mayapada susut 37,4% secara yoy menjadi hanya sebesar Rp 142,78 miliar. Rudy menjelaskan, penyusutan laba tersebut sudah lebih dulu diantisipasi oleh perusahaan.

Sebab, pihaknya memang tengah mempertebal rasio pencadangan guna memenuhi baleid pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 71 yang akan mulai diterapkan pada 1 Januari 2020 mendatang.

"Laba turun itu karena untuk PSAK 71, kami mengalokasikan dana di 2018 sebesar Rp 550 miliar untuk masuk ke CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai)," terangnya. 

Bank milik taipan Dato Sri Tahir ini juga masih memiliki dua amunisi penambahan modal yang akan dieksekusi pada kuartal III-2019. Pertama, melalui skema penerbitan saham baru atau rights issue sebesar Rp 2 triliun dan obligasi subordinasi senilai maksimal Rp 1 triliun.

Lewat aksi korporasi tersebut, Rudy meramal setidaknya rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) perseroan bisa meningkat ke 20% dari posisi saat ini 14,59%.

Sebagai upaya peningkatan kredit, Bank Mayapada akan mendorong segmen UMKM dengan memanfaatkan 216 jaringan kantor perusahaan. Serta mendorong debitur komersial produktif sebagai kunci pertumbuhan kredit. "Sektornya jelas di perdagangan, dengan ticket size mungkin di kisaran Rp 5 miliar," katanya.

Tahun ini, Bank Mayapada juga mempersiapkan beberapa produk kredit konsumer seperti kredit pemilikan rumah (KPR). Dari sisi likuiditas, bank bersandi bursa MAYA ini mengaku tidak ada masalah lantaran masih memiliki likuiditas yang cukup di secondary reserve.

Sedangkan untuk rasio non performing loan (NPL) net tahun ini bakal dijaga di bawah 3% termasuk gross. Asal tahu saja, per Maret 2019 posisi NPL net berada di level 2,73% naik dari 2,35% di tahun sebelumnya. Sementara untuk NPL gross tercatat menanjak dari 3,69% menjadi 4,99% per akhir Maret 2019.

Melihat NPL yang naik, Bank Mayapada akan menggalakkan perbaikan kualitas kredit sambil lebih memperketat kredit ke sektor dengan risiko rendah.

Sebagai tambahan informasi, per April 2019 kredit Bank Mayapada tercatat masih tumbuh 10,82% yoy menjadi Rp 66,17 triliun. Di sisi lain DPK tumbuh tipis 3,82% yoy menjadi Rp 72,13 triliun. Adapun laba bersih masih susut secara tahunan per April 2019 sebesar 33,73% menjadi Rp 158,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi