Bank Mayora bidik laba Rp 32,6 miliar di tahun ini, begini strateginya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengalami perlambatan perolehan laba tahun lalu, bank kecil optimis tahun ini bisa mencatatkan pertumbuhan sejalan dengan strategi yang sudah disiapkan meskipun pendapatan bunga dalam tren turun sejalan dengan penurunan suku bunga.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perolehan laba bersih bank kecil tergerus tahun 2019. Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I hanya mencatatkan net profit Rp 457 miliar atau merosot 34,7% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 700 miliar. Sementara laba bersih bank BUKU II tercatat turun 1,96% menjadi Rp 9 triliun.

Baca Juga: Hadapi penyebaran virus corona, BTN siapkan business continuity plan


Salah satunya adalah Bank Mayora. Tahun lalu, bank ini hanya membukukan laba bersih Rp 13,88 miliar, melorot 58% dari tahun 2018 yang masih meraup net profit sebesar Rp 33,06 miliar. Meski laba turun namun penyaluran kreditnya masih tumbuh 6% YoY menjadi Rp 4,25 triliun.

Tahun ini, Bank Mayora optimis bisa mencetak laba bersih jauh lebih tinggi dari tahun lalu. Perseroan menargetkan bisa mengantongi net profit sebesar Rp 32,63 miliar atau melesat 135% dari tahun 2019.

Yoewanty Dirgantoro, Sekretaris Perusahaan Bank Mayora mengatakan, ada beberapa strategi yang akan dilakukan untuk mendorong perolehan laba. Perseroan akan berupaya menurunkan rasio kredit bermasalah, meningkatkan pipeline kredit, serta mengoptimalkan fee based income dengan meluncurkan produk dan layanan baru seperti e-channel dan walth management.

Baca Juga: Transaksi PUAB belum ramai di awal tahun ini, begini kata bankir

"Lalu melakukan program promosi untuk retensi nasabah dan take over, mendorong otomatisasi proses kerja di internal untuk meningkatkan efektivitas kerja, mendorong pertumbuhan DPK dengan tetap menjaga rasio LDR," kata Yoewanty pada Kontan.co.id, Selasa (10/3).

Tahun ini, Bank Mayora menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp 4,6 triliun atau tumbuh 13,5% secara year on year (YoY). Sedangkan DPK ditargetkan sebesar 5,4 triliun dan NIM akan dijaga 4.98%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi