Bank Mega ingin jadi pemain terbesar kartu kredit



JAKARTA. Tahun 2016 lalu, hampir semua segmen kredit perbankan mengalami perlambatan. Salah satunya, bisnis kartu kredit yang ikut lesu. Dodit W. Probojakti, Direktur Kartu Kredit dan Personal PT Bank Mega Tbk mengatakan, bisnis kartu kredit mengalami perlambatan, karena daya beli konsumen susut akibat pertumbuhan ekonomi yang kisut.

Bank milik Chairul Tanjung ini mencatat baki debit atau outstanding kartu kredit sebesar Rp 8,2 triliun pada akhir tahun 2016 atau hanya tumbuh 4% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan, nilai transaksi kartu kredit senilai Rp 27,7 triliun per akhir tahun 2016 atau hanya naik 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dodit menjelaskan, kelesuan bisnis tersebut disebabkan keadaan makro ekonomi yang mengalami perlambatan di semester I-2016, pengguna kartu kredit menurunkan daya beli, dan sebagian penggunan kartu kredit menutup kartu saat ada rencana pelaporan data kartu kredit untuk perpajakan.


“Di tahun 2017 ini akan sangat menantang untuk bisnis kartu kredit karena ada penurunan suku bunga menjadi 2,25% yang paling lambat Juni 2017 harus terpenuhi,” katanya, Rabu (11/1).

Tahun Ayam Api ini, Bank Mega menargetkan bisnis kartu kredit tumbuh 12%-14% dengan menyasar segmen nasabah segmen A dan B.

Sebagai Top Four penerbit kartu kredit di Indonesia, Bank Mega telah menyiapkan strategi bisnis. Misalnya, menyiapkan langkah untuk mengantisipasi inisiatif efisiensi biaya mencakup biaya marketing dan biaya operasional. Bank Mega juga akan berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan di bawah CT Corp.

Dodit menambahkan, pihaknya mengincar penerbitan kartu kredit sebanyak 350.000 kartu atau tumbuh 23,33% menjadi 1,85 juta kartu pada akhir tahun 2017 dari realisasi penerbitan kartu kredit sebanyak 1,50 juta kartu di akhir tahun 2016. “Bank Mega menerbitkan 250.000 kartu kredit di tahun lalu,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie