Bank Mega pacu transaksi kartu kredit



JAKARTA. Berbagai upaya dilakukan pelaku industri perbankan di Tanah Air untuk memacu pertumbuhan bisnis jelang tutup buku tahun 2016. Seperti PT Bank Mega Tbk yang tengah berupaya meningkatkan transaksi pada kartu kredit dan kartu debit di akhir tahun 2016 lewat momen perayaan Natal dan Tahun Baru 2017.

Dodit Wiweko Probojakti, Direktur Card and Personal Loan Bank Mega mengatakan, transaksi pada kartu kredit dan debit terlihat membukukan pertumbuhan jelang akhir tahun ini. Misalnya sampai dengan 22 Desember lalu, transaksi di kartu kredit dan debit Bank Mega tumbuh 5% hingga 7% dibandingkan sebulan sebelumnya atau 22 November 2016.

“Kami memprediksi, transaksi di kartu kredit mencapai Rp 2,60 triliun pada akhir Desember 2016,” terang Dodit, kepada KONTAN, Sabtu (24/12).


Target transaksi kartu kredit tersebut meningkat sekitar Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar, dari rata-rata transaksi bulanan yang berkisar Rp 2,30 triliun hingga Rp 2,35 triliun sepanjang Januari–Oktober 2016.

Sedangkan, baki kartu debit akan mencapai sekitar Rp 8,10 triliun di akhir tahun 2016. Jumlah tersebut meningkat sekitar Rp 200 miliar dibandingkan transaksi akhir tahun 2015 lalu.

Transaksi kartu kredit dan debit Bank Mega ditargetkan naik tinggi karena bank ini memiliki banyak afiliasi merchant dari berbagai sektor. Sebagai catatan, kinerja kuartalan Bank Mega terakhir, yakni hingga September 2016 tumbuh cukup tinggi.

Laba bersih per kuartal III 2016 Bank Mega tercatat tumbuh hingga 34,71% menjadi Rp 1,14 triliun dari periode yang sama tahun 2015. Namun berdasarkan data terbaru hingga November 2016, pertumbuhan laba Bank Mega melambat menjadi sebesar 20%.

Bank Mega mencatat pertumbuhan laba dua digit, kendati penyaluran kredit menurun. Per November 2016, penyaluran kredit bank milik pengusaha Chairul Tanjung tersebut turun 15,91% menjadi Rp 27,68 triliun.

Penurunan kredit ini sedikit melambat dari akhir kuartal III 2016 lalu. Kala itu kredit Bank Mega turun 16,89% dari periode sama tahun 2015 menjadi Rp 27,97 triliun.

Bank Mega enggan merinci apa yang menyebabkan penurunan penyaluran kredit. Namun disebutkan salah satu pendorong kenaikan laba berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih. Maklum, biaya dana alias cost of fund dapat terjaga dengan baik.

Hal itu terjadi seiring dengan strategi bank berkode saham MEGA ini meningkatkan porsi dana murah atawa current account saving account (CASA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie