Bank Mega tertarik danai jalan tol dan pembangkit



JAKARTA. PT Bank Mega Tbk yakin, proyek infrastruktur tanpa penggunaan anggaran negara (PINA), bisa mendorong penyaluran kredit dari perbankan. Pasalnya, kebutuhan pendanaan di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih besar.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, pemerintah memang harus bersinergi dengan swasta untuk mendorong pembangunan infrastruktur.

"Untuk proyek infrastruktur yang nilai ekonominya tidak terlalu bagus, pemerintah bisa mengambil alih," ujar Kostaman ketika ditemui setelah acara Talk Show ekonomi The Prospect for Global Financial Stability, Selasa (21/2).


Secara umum untuk proyek infrastruktur yang cukup feasible, swasta bisa masuk untuk melakukan pendanaan salah satunya adalah dari perbankan.

Terkait dengan target pertumbuhan kredit dari infrastruktur pada tahun ini dan realisasi pada 2016 lalu, Kostaman belum mau merinci lebih jauh.

Namun yang jelas, pada tahun ini, Kostaman mengatakan bank Mega akan masuk di beberapa proyek infrastruktur seperti jalan tol dan pembangkit listrik. Kostaman mengklaim, rasio likuiditas pada 2016 lalu cukup untuk berpartisipasi di beberapa kredit infrastruktur.

Seperti diketahui pada tahun ini pemerintah membuka proyek infrastruktur yang bisa dikerjakan badan usaha non pemerintah sebesar Rp 113,32 triliun atau sebanyak 22 proyek.

Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan bulanan Desember 2016 bank Mega masih mencatatkan penurunan penyaluran kredit sebesar 12,81% yoy menjadi Rp 28,32 triliun.

Meskipun kredit turun, laba bersih bank berkode MEGA ini masoh naik 12,26% yoy menjadi Rp 1,19 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia