JAKARTA. Perbankan semakin serius menggarap bisnis Layanan Keuangan Digital (LKD). Sembari menunggu Surat Edaran (SE) LKD yang bakal dirilis Bank Indonesia (BI) pekan ini, perbankan mematangkan persiapan layanan yang semula populer disebut branchless banking. Djarot Kusumajakti, Direktur Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengatakan, BRI tengah memproses perekrutan 5.000 agen LKD yang terdiri dari agen berbadan hukum dan perorangan. Khusus untuk agen perorangan, BRI menyeleksi debitur kredit mikro BRI yang sudah dua tahun menjalankan usaha. "Agen perorangan ini sudah memiliki warung dan usaha dagang, jadi tidak perlu mendirikan infrastruktur lagi," terang Djarot kepada KONTAN, akhir pekan lalu. BRI juga tengah mematangkan skema komisi (fee) bagi agen LKD. Rencananya, fee transaksi LKD diterapkan dalam konsep bagi hasil antara bank dan agen. Ada dua skema bagi hasil, yakni masing-masing pihak mendapatkan porsi 50%.
Bank mematangkan bisnis layanan keuangan digital
JAKARTA. Perbankan semakin serius menggarap bisnis Layanan Keuangan Digital (LKD). Sembari menunggu Surat Edaran (SE) LKD yang bakal dirilis Bank Indonesia (BI) pekan ini, perbankan mematangkan persiapan layanan yang semula populer disebut branchless banking. Djarot Kusumajakti, Direktur Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengatakan, BRI tengah memproses perekrutan 5.000 agen LKD yang terdiri dari agen berbadan hukum dan perorangan. Khusus untuk agen perorangan, BRI menyeleksi debitur kredit mikro BRI yang sudah dua tahun menjalankan usaha. "Agen perorangan ini sudah memiliki warung dan usaha dagang, jadi tidak perlu mendirikan infrastruktur lagi," terang Djarot kepada KONTAN, akhir pekan lalu. BRI juga tengah mematangkan skema komisi (fee) bagi agen LKD. Rencananya, fee transaksi LKD diterapkan dalam konsep bagi hasil antara bank dan agen. Ada dua skema bagi hasil, yakni masing-masing pihak mendapatkan porsi 50%.