Bank memburu komisi dari obligasi ritel



JAKARTA. Pemerintah bakal merilis obligasi negara ritel seri 011 (ORI 011) senilai Rp 20 triliun pada bulan Oktober mendatang. Tak cuma investor, penjualan ORI ini juga sudah ditunggu-tunggu bank dan perusahaan perusahaan sekuritas yang menjadi agen penjual ORI. Maklum, dari berjualan ORI, mereka bakal mendapat komisi.

Pada penjualan ORI sebelumnya, agen penjual mengantongi uang jasa atau fee 0,45%, dari nominal ORI yang dijual. Nah, jika nominal penerbitan ORI 011 mencapai Rp 20 triliun, maka total fee yang bakal diperoleh 21 calon agen penjual berkisar Rp 90 miliar.

Angka itu tentu cukup menarik untuk menambah pundi-pundi fee based income. Sejumlah bank pun siap jika kembali menggaet kepercayaan menjadi agen penjual.


Semisal, Bank OCBC NISP. Ka Jit, Senior Corporate Executive Consumer Banking OCBC NISP bilang, pihaknya tak pernah absen menjadi agen penjual sejak ORI 001. "Untuk ORI 011, kami akan mengikuti proses seleksi sebagai distributor," tutur Ka Jit, Rabu (9/7).

Pada penjualan ORI 010, kata Ka Jit, NISP menjual Rp 1,2 triliun, dari jatah awal Rp 800 miliar. Ia bilang, kesuksesan penjualan ORI tak lepas dari strategi NISP yang memanfaatkan jaringan cabang dan pemberian program berhadiah bagi nasabahnya.

"Selain itu, ORI juga memiliki prospek bagus karena likuid di pasar sekunder, serta mempunyai tingkat imbal hasil menarik," imbuhnya. Berapa besar jatah yang akan diperoleh NICSP di ORI 011, akan ditentukan dalam beauty contest pada September nanti.

Keinginan serupa diungkapkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. "Tahun lalu, BRI mendapat kuota ORI 010 sebesar Rp 800 miliar dan 100% tercapai," terang Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI. BRI memaksimalkan pemasaran di cabang, iklan media, dan kerjasama dengan sub agen.

PT Bank Negara Indonesia Tbk pun demikian. Purnomo B. Soetadi, EVP Customer Management & Marketing BNI bilang, tahun lalu, BNI mampu menjual ORI 010 senilai Rp 3,55 triliun. "Kami mengidentifikasi nasabah yang memiliki kebutuhan untuk menempatkan investasi di instrumen seperti ORI," tutur Purnomo.

Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Portofolio SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Agung Galih Satwiko mengatakan, penerbitan ORI 011 dilakukan pada September–Oktober 2014 dengan target Rp 20 triliun. Angka tersebut relatif sama dengan nilai penjualan ORI 010 sebesar Rp 20,21 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan