Bank memupuk likuditas valas



JAKARTA. Limpahan dana amnesti pajak tak membuat perbankan terlena. Memasuki kuartal II, perbankan merilis sederet strategi untuk mendongkrak dana pihak ketiga (DPK) valuta asing (valas).

Tengok saja PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang baru meluncurkan fitur BritAma Valas Rencana di awal pekan ini. Fitur ini dapat diakses di aplikasi mobile banking BRI.

Lewat fitur anyar ini, nasabah bisa mentransfer dana dalam bentuk valas. Kepala Divisi Mass Banking BRI Ani Hidayat mengatakan, dari fitur baru tersebut, BRI menargetkan dapat menyumbang sebesar Rp 1,56 triliun terhadap total DPK dari nasabah valas lebih dari 14.000.


Ani bilang, fitur BritAma Valas Rencana hanya bisa melayani tabungan pada mata uang dollar Amerika Serikat (AS) di tahap awal. Sementara, rekening BritAma Valas sudah mampu melayani 10 mata uang asing lain.

"Kami menetapkan bunga 0,25%," ujar Ani, kemarin. Sis Apik Wijayanto, Direktur Konsumer BRI menambahkan, Britama Valas Rencana merupakan alternatif simpanan berjangka yang bertujuan mempersiapkan dana untuk biaya pendidikan, liburan dan lain-lain.

Tak sendirian, PT Bank Bukopin Tbk pun ingin memupuk DPK valas lebih banyak. Bank Bukopin mengandalkan strategi penambahan jenis mata utang.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi Bank Bukopin Adhi Brahmantya bilang, pihaknya menambah menjadi enam mata uang. Yakni, dollar AS, dollar Singapura, dollar Australia, yen, dan euro. "Waktu deposito juga bertambah sampai tiga tahun," tutur Adhi.

Sebagai gambaran, komposisi simpanan valas menyumbang 15% dari total DPK Bank Bukopin. Per akhir Februari 2017, DPK Bank Bukopin tumbuh tipis 3,5% menjadi Rp 86,07 triliun secara tahunan (year on year).

Sementara, Bank Mayapada International Tbk tak agresif memburu valas. Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjari beralasan, mayoritas kredit Bank Mayora masih dalam mata uang rupiah. Per kuartal I, DPK valas Bank Mayapada naik 9% yoy.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), DPK valas perbankan hanya tumbuh 3,3% menjadi Rp 699,7 triliun per akhir Februari 2017. DPK valas berkontribusi 14,82% dari total DPK perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia