Bank menengah kecil tersengat kenaikan bunga acuan bank sentral



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 5,5% diprediksi akan mempengaruhi kinerja bank menengah kecil. Riset Yuanta Sekuritas menyebutkan, bank besar diproyeksi tak akan banyak terpengaruh risiko kenaikan bunga acuan karena mereka memiliki kemampuan pengendalian biaya dana dengan pengelolaan dana murah.

Begitu juga riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Mirae menyebut, margin bank tahun ini akan tertekan dengan naiknya bunga acuan. Hal ini karena sensitifitas kenaikan bunga deposito lebih tinggi dibandingkan dengan bunga kredit.

Dengan kenaikan bunga acuan dan dengan pertumbuhan ekonomi yang belum terlalu kencang, Mirae memproyeksi ini bisa berefek ke pertumbuhan kredit perbankan.


Haryono Tjahjarijadi, Presiden Direktur Bank Mayapada mengatakan, kenaikan bunga acuan akan terasa ke semua bank. "Terutama bank menengah kecil karena sumber pendanaannya terbatas dan besarnya spread bunga," kata dia. Ini pula yang membedakan bank menengah dan kecil hadapi kenaikan bunga.

Bagi Hendra Lie Direktur Utama Bank Dinar, kenaikan bunga acuan akan mempengaruhi kenaikan biaya dana dan bunga deposito. "Karena deposan yang sudah jatuh tempo akan langsung minta kenaikan bunga, seiring kenaikan bunga acuan," kata Haryono.

Makanya bank kecil perlu mencari cara selain menaikkan bunga kredit. "Kami antisipasi meningkatkan fee based income, efisiensi biaya dan meningkatkan dana murah," imbuh Ferry Koswara, Direktur Bank of India Indonesia.

Anika Faisal Direktur Kepatuhan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) mengatakan, kenaikan bunga acuan memang akan membuat margin bank tertekan. Tapi, "Kami akan meningkatkan efisiensi," tandas Anika.

Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan mengatakan, kenaikan bunga acuan memang akan membuat biaya dana bank naik. "Tapi, bisa saja tidak ditransmisikan kenaikan bunga secara langsung ke nasabah," ujar Wimboh. Kata Wimboh, efisiensi bisa menjadi pilihan bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie