Bank menggenjot bisnis bancassurance



JAKARTA. Isu kartel tidak menghalangi bank untuk menggenjot pendapatan komisi (fee based income) dari penjualan produk asuransi alias bancassurance. Hingga pengujung tahun, bank optimistis, fee based bancassurance tumbuh surut. Misal Bank OCBC NISP.

Ka Jit, Senior Corporate Executive Consumer Banking OCBC NISP, menilai, isu kartel tidak berimbas negatif terhadap kinerja bisnis bancassurance. Hingga Juni 2014 lalu, OCBC NISP mengantongi fee based sebesar Rp 40 miliar. Namun, angka ini turun 14% dari tahun lalu.

"Pendapatan bancassurance turun karena pengaruh suku bunga. Tren bunga naik membuat minat investasi nasabah ke instrumen jangka panjang turun," terang Ka Jit kepada KONTAN, pekan lalu. Secara keseluruhan, produk wealth management NISP tumbuh 10%. Atas dasar itu, OCBC NISP meyakini fee based dari bancassurance tumbuh menjadi sebesar Rp 100 miliar.


Agar target tercapai, OCBC NISP bekerjasama dengan 18 perusahaan asuransi. Rencananya, bakal ada penambahan dua perusahaan asuransi lagi di akhir tahun. Setali tiga uang, Akhiz Nasution, Head of Insurance Business Bank CIMB Niaga, optimistis bisa menggenjot kinerja bancassurance.

Sejumlah strategi telah disiapkan CIMB Niaga. Contoh, menawarkan program baru dan sosialisasi produk. "Kami juga bekerjasama dengan perusahaan asuransi untuk menyiapkan produk baru serta produk khusus untuk nasabah premier," tutur Akhiz.

Saat ini, CIMB menggandeng 19 perusahaan asuransi kerugian, sembilan perusahaan asuransi jiwa, dan empat perusahaan asuransi kerugian kredit. Bianto Surodjo, Direktur Ritel Bank Permata, mengungkapkan, fee based bancassurance tumbuh paling tinggi di semester I tahun ini. "Sampai saat ini, mitra asuransi utama Permata di bisnis bancassurance adalah Prudential, Manulife, Allianz dan Cigna.

Pemain baru tak kalah optimistis. Misalnya saja Bank Victoria International yang baru menggarap bisnis bancassurance di awal tahun 2014. Hingga semester I lalu, Bank Victoria telah menghimpun premi sebesar Rp 70 miliar, atau lebih tinggi dari target yang hanya Rp 59 miliar. Dus, Bank Victoria membidik target premi sebesar Rp 100 miliar hingga akhir tahun.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina