KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak cuma berdasarkan nilai kapitalisasi pasar, emiten perbankan mendominasi daftar emiten dengan aset terbesar di Bursa Efek Indonesia. Dari 10 emiten dengan total aset terbesar, delapan di antaranya adalah emiten bank. Berikut 10 emiten dengan total aset terbesar berdasarkan data Bloomberg:
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan total aset Rp 1.908 triliun
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan total aset Rp 1.822 triliun
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan total aset Rp 1,321 triliun
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan total aset Rp 1.012 triliun
- PT Astra International Tbk (ASII) dengan aset Rp 432 triliun
- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Rp 401,51 triliun
- PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Rp 347,28 triliun
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp 313,25 triliun
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 278,47 triliun
- PT Bank Permata Tbk (BNLI) Rp 252,67 triliun
Sedangkan 10 emiten nonbank dengan aset terbesar adalah
- PT Astra International Tbk (ASII) dengan aset Rp 432 triliun
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 278,47 triliun
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Rp 183,63 triliun
- PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 150,70 triliun
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 139,22 triliun
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 118,71 triliun
- PT Indosat Tbk (ISAT) Rp 114,97 triliun
- PT Sinar Mas Multiarthe Tbk (SMMA) Rp 114,70 triliun
- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Rp 98,22 triliun
- PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Rp 89,65 triliun
Baca Juga: IHSG Turun 0,29% ke 6.699 Saat Tutup Pasar Rabu (14/6) Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, prospek emiten dengan total aset terbesar, terutama pada sektor keuangan masih menarik. Prospek ini disokong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif baik di kuartal I 2023 serta konsumsi dan manufaktur dalam negeri yang relatif masih ekspansif. Valdy mengatakan sentimen dari eksternal berasal dari ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan The Fed Rate dalam FOMC 15 Juni 2023. Oleh sebab itu, saham-saham rate sensitive berpotensi mencatatkan penguatan. Valdy merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 5.250 per saham, BBRI dengan target harga Rp 5.600 per saham, BBCA dengan target harga Rp 9.300 per saham. Sementara saham BBNI dan ASII sebaiknya wait and see dengan support masing-masing di Rp 9.000 per saham dan Rp 6.450 per saham.
Baca Juga: Memerah, Harga Saham BBCA dan GOTO Kompak Turun di Penutupan Bursa Rabu (14/6) Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, harga saham-saham yang memiliki aset terbesar hampir 80% naik. Saham-saham tersebut memiliki fundamental bagus dan mempunyai potensi valuasi di masa yang akan datang.
"Kehati-hatian merupakan hal yang terpenting saat ini. Sektor seperti komoditas mungkin bisa dihindari dan mencari sektor lain yang lebih menguntungkan," kata Nico kepada Kontan.co.id, Selasa (13/6). Nico merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 6.200 per saham, BBRI dengan target harga Rp 5.900 per saham, BBCA dengan target harga Rp 9.800 per saham, BBNI dengan target harga Rp 11.400 per saham dan ASII di harga Rp 7.400 per saham. Selanjutnya, saham BBTN dengan target harga Rp 1.750 per saham, BNGA dengan target harga Rp 1.650 per saham, BRIS dengan target harga Rp 2.000 per saham, TLKM dengan target harga Rp 4.900 per saham dan BNLI di harga Rp 1.000 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati