Bank Milik Grup Salim Ini Labanya Melejit 105% di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) mentereng di sepanjang 2021. Laba bersih bank yang dikendalikan Grup Salim ini tumbuh mencapai Rp 39,74 miliar. Laba itu melesat hingga 105% dari laba tahun sebelumnya yang hanya Rp 19,3 miliar.

Mengutip laporan keuangan Bank Ina, Minggu (3/4), pertumbuhan laba bersih tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan bunga bersih (Net Interst Income/NII) 29% dari Rp 181,87 miliar tahun 2020 menjadi Rp 236,16 miliar.

Bank Ina juga mencatatkan keuntungan dari penjualan aset keuangan dari Rp 54,55 miliar menjadi Rp 75,93 miliar di 2021 dan pendapatan lainnya meningkat dari Rp 5,9 miliar menjadi Rp 10,84 miliar.


Kredit Bank Ina tercatat tumbuh signifikan yakni 27,5% dari Rp 2,93 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 3,7 triliun pada akhir 2021. Adapun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh lebih tinggi lagi yakni 76% dari Rp 7,1 triliun ke Rp 12,5 triliun. Aset bank ini naik 79% dari Rp 8,4 triliun menjadi Rp 15,05 triliun.

Baca Juga: Makin Agresif, Grup Salim Kantongi Saham di Tiga Bank Ini

Margin bunga bersih (NIM) Bank Ina meningkat dari 1,69% menjadi 2,25%.  Rasio kredit terhadap pendanaan atau loan to deposit ratio (LDR) bank ini sangat rendah yakni 29,67% pada tahun 2021, turun dari 41,26% tahun sebelumnya.

Sementara, kualitas aset menurun dimana  rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Bank Ina mengalami kenaikan. NPL gross naik dari 1,43% jadi 2,62% dan NPL net naik dari 0,2% jadi 1,64%.

Bank Ina  melihat prospek bisnis tahun ini akan lebih baik dari tahun 2021 sejalan dengan pandemi yang tetap terkendali dan mulai pulihnya ekonomi.

Oleh karena itu, Bank Ina menargetkan ekspansi kredit tumbuh pesat tahun ini di kisaran 20% -30%. "Tentunya pertumbuhan kredit juga akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang di harapkan lebih prospektif," kata Direktur Utama Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu pada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Dalam mengejar ekspansi kredit, Bank Ina akan lebih fokus menggarap segmen produktif, khusus UMKM dan korporasi kecil.

Pada semester II mendatang, Bank Ina akan kembali melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue untuk memenuhi aturan modal inti minimum Rp 3 triliun pada akhir 2022. Adapun per akhir 2021, modal inti bank ini tercatat sebesar Rp 2,32 triliun.

Baca Juga: Meski Grup Salim Beli Saham Bank Mega, Pemegang Pengendali Tetap Ada di Mega Corpora

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat