Bank Milik Investor Korea dan Jepang Atur Strategi Poles Kinerja di Semester II-2024



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank yang sahamnya dimiliki dan dikendalikan oleh investor asal Korea dan Jepang terus berupaya memperbaiki dan memoles kinerjanya secara optimal pada semester II-2024. Berbagai strategi telah disiapkan dengan baik dan penuh perhitungan demi tercapainya target.

PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) alias KB Bank misalnya, bank yang dikendalikan KB Kookmin Bank ini optimistis bisa menghabiskan kredit macet dari warisan masa lalu sebelum diambil alih investor Korea tersebut. 

Langkah strategis yang terus berlanjut yakni memperbaiki kualitas asset KB Bank, dengan menargetkan penurunan rasio kredit berisiko atau loan at risk (LaR) ke level 16% dan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) ke level 5% hingga akhir tahun 2024.


"Fokus kami adalah perbaikan asset, organisasi, dan infrastruktur. Walaupun hingga akhir tahun 2024 ini kami masih akan minus (laba bersih), namun ini bukan hal yang buruk karena kinerja kami sudah jauh lebih baik dibandingkan Ketika sebelum diambil alih Kookmin Bank," ungkap Direktur Utama KB Bank Tom (Woo Yeul) Lee kepada Kontan saat ditemui dalam acara Mini Media Gathering KB Bank di Jakarta, Jumat (12/7).

Baca Juga: Jatuh Bangun Sejumlah Bank Menghabiskan Warisan Kredit Macet Masa Lalu

Tom menerangkan, posisi LaR sudah turun drastis dari level di kisaran 70% saat awal masuk Kookmin Bank, dan kini jauh membaik menurun ke level 20% pada paruh pertama tahun 2024.

Langkah strategis yang dilakukan KB Bank untuk menurunkan LaR tersebut adalah dengan melakukan restrukturisasi hingga penjualan agunan, yang juga masih terus berlanjut hingga saat ini.

"Sebenarnya LaR tinggi itu karena warisan kredit macet dari masa lalu, dan setelah Kookmin Bank masuk hingga saat ini kredit baru KB Bank justru tidak ada yang jatuh jadi NPL. Tahun 2025 akan menjadi turn around KB Bank," ungkap dia.

Dengan upaya maksimal, Tom berharap kinerja keuangan KB Bank menjadi sehat dan positif, sehingga pada tahun 2025 KB Bank diharapkan bisa mencatatkan laba bersih.

Bahkan per Mei 2024, Tom menyebut KB Bank telah mencatatkan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) yang positif, yakni meningkat menjadi Rp 27 miliar, atau tumbuh 105,92% yoy, dan terus mempertahankan tren positif.

Per Mei 2024, kredit baru KB Bank tumbuh 79,34% dari tahun lalu yang sebesar Rp 40,62 triliun. Pertumbuhan tersebut akan berlanjut dengan fokus pada segmen wholesale banking hingga UKM.

"Targetkan dari Kookmin Bank itu kami (KB Bank dan perusahaan afiliasi) dapat menghasilkan keuntungan Rp 10 triliun dari pasar Indonesia," ungkap dia.

Sementara itu bank yang dimiliki oleh bank Jepang, seperti PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) atau Danamon, serta PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) juga optimis bisa mengoptimalkan kinerjanya di semester II-2024.

Direktur Bisnis Bank Jtrust Widjaja Hendra mengatakan, pihaknya akan fokus pada penguatan kredit Commercial dan Corporate Banking di semester II-2024. 

"Hal ini diperlukan oleh Bank untuk mendapatkan pendapatan secara lebih cepat, terutama dari pendapatan bunga, biaya dan provisi kredit," ungkap dia kepada Kontan, Jumat (12/7).

Baca Juga: Kinerja Terus Membaik, Jajaran Direksi KB Bank (BBKP) Tambah Kepemilikan Saham

Lebih lanjut pada segmen himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank JTrust akan fokus meningkatkan dana murah (CASA) berbasis teknologi, crosselling untuk meningkatkan dana transaksi nasabah.

Hal ini diharapkan dapat berdampak pada penurunan bertahap suku bunga deposito sehingga dapat mendiversifikasi konsentrasi dana simpanan untuk para nasabah deposan besar.

Widjaja memproyeksikan pertumbuhan kredit di semester 2 sekitar 21,3% yoy atau bertambah Rp 1,85 triliun dari kredit semester I-2024. Sementara itu DPK diproyeksikan tumbuh sekitar 13,5% yoy atau bertambah sekitar Rp 2,58 triliun.

Strategi untuk menggenjot kinerja di antaranya dengan memberikan kemudahan dalam transaksi melalui electronic channel yaitu internet banking bisnis untuk Korporasi (Jnet) maupun mobile banking (JMobile) untuk individu. 

Upaya crosselling untuk meningkatkan rasio product holding, seperti crosselling solusi-solusi trade finance, transaksi FX, bancassurance . Ini dilakukan untuk mendorong nasabah menggunakan Jtrust sebagai bank transaksinya sehingga dana murah nasabah dapat masuk ke Jtrust untuk meningkatkan DPK dengan biaya pengumpulan dana yang lebih rendah.

Sementara itu Consumer Funding and Wealth Management Business Bank Danamon Ivan Jaya mengatakan, pihaknya optimis kinerja kredit dapat tumbuh dua digit di semester II-2024.

"Secara bank wide keseluruhan tentunya pertumbuhan kredit di double digit, Namun untuk dari sisi konsumer bisnis tentunya berharap pada pertumbuhan untuk KPR, dan pertumbuhan untuk kartu kredit," ungkap dia.

Ivan menyebut berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan melanjutkan program-program menarik bagi nasabah, salah satunya dengan menggelar Danamon Hadian Beruntun (DHB) hingga Danamon Expo dalam waktu dekat. 

Pasalnya dengan menggelar program-program tersebut terbukti mampu menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap bisnis kredit dan himpunan DPK Bank Danamon.

"Sejauh ini menunjukkan tren yang positif, seperti misalnya KPR itu tahun lalu kami bisa tumbuh secara tahunan lebih dari 30% dan itu kami akan lanjutkan program tersebut," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi