JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) serius dengan rencana penambahan modal melalui penerbitan saham baru alias rights issue senilai Rp 1 triliun. Menurut Direktur BMI Farouk A. Alwyni, saat ini BMI sedang memfinalisasi prospektus rencana rights issue tersebut. "Tanggal 24 Mei nanti, kami sudah bisa memverifikasi siapa saja yang akan membeli saham," katanya kepada KONTAN pekan ini di Jakarta. Farouk memang belum bisa menyebut beberapa nama-nama calon pembeli rights issue. Namun, Farouk meyakinkan, pemegang saham lama akan mengeksekusi semua haknya. Sebab, pemegang saham memiliki hak membeli saham baru. "Pemegang saham saat ini menjadi prioritas," ujar Farouk. Beberapa pemegang saham BMI terdiri dari Islamic Development Bank (IDB) sebesar 28,01%, Boubyan Bank KSC di Kuwait 21,28%, Atwill Holdings Limited 15,32%, dan sisanya dimiliki publik yang terdiri dari Kopkapindo, IDF Fondation, dan Badan Pengelola Dana Ongkos Naik Haji Indonesia (ONHI). "Para pemegang saham lama akan membeli seluruh saham sesuai porsinya. IDB memegang saham 28,01%, maka dia akan membeli sekitar Rp 280 miliar karena rights issue-nya Rp 1 triliun," tegas Farouk. Selain pemegang saham, rights issue BMI rupanya juga menarik minat investor asing. Salah satunya adalah Bank Islam Malaysia Bhd. Sebelumnya, Bank Islam Malaysia sudah menyatakan ketertarikannya untuk membeli saham BMI. Farouk tak menampik kabar masuknya investor dari luar. "Kalau rights issue, silakan semua investor boleh membeli. Tapi, prioritas rights issue masih pemegang saham saat ini," ujar Farouk.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank Muamalat Optimis Rights Issue di Semester I
JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) serius dengan rencana penambahan modal melalui penerbitan saham baru alias rights issue senilai Rp 1 triliun. Menurut Direktur BMI Farouk A. Alwyni, saat ini BMI sedang memfinalisasi prospektus rencana rights issue tersebut. "Tanggal 24 Mei nanti, kami sudah bisa memverifikasi siapa saja yang akan membeli saham," katanya kepada KONTAN pekan ini di Jakarta. Farouk memang belum bisa menyebut beberapa nama-nama calon pembeli rights issue. Namun, Farouk meyakinkan, pemegang saham lama akan mengeksekusi semua haknya. Sebab, pemegang saham memiliki hak membeli saham baru. "Pemegang saham saat ini menjadi prioritas," ujar Farouk. Beberapa pemegang saham BMI terdiri dari Islamic Development Bank (IDB) sebesar 28,01%, Boubyan Bank KSC di Kuwait 21,28%, Atwill Holdings Limited 15,32%, dan sisanya dimiliki publik yang terdiri dari Kopkapindo, IDF Fondation, dan Badan Pengelola Dana Ongkos Naik Haji Indonesia (ONHI). "Para pemegang saham lama akan membeli seluruh saham sesuai porsinya. IDB memegang saham 28,01%, maka dia akan membeli sekitar Rp 280 miliar karena rights issue-nya Rp 1 triliun," tegas Farouk. Selain pemegang saham, rights issue BMI rupanya juga menarik minat investor asing. Salah satunya adalah Bank Islam Malaysia Bhd. Sebelumnya, Bank Islam Malaysia sudah menyatakan ketertarikannya untuk membeli saham BMI. Farouk tak menampik kabar masuknya investor dari luar. "Kalau rights issue, silakan semua investor boleh membeli. Tapi, prioritas rights issue masih pemegang saham saat ini," ujar Farouk.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News