JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) menargetkan bisnis jasa pengiriman uang (remittance) berpotensi menyerap transaksi hingga US$ 1,7 miliar. Arviyan Arifin, Direktur Bank Muamalat mengatakan, jumlah tersebut dibidik dari 2 juta tenaga kerja Indonesia (TKI) legal di Malaysia, Bank Muamalat membidik 10% nasabah atau sekitar 200.000 nasabah. "Transaksi remittance bersama dengan Bank Malaysia berpotensi hingga US$ 1,7 miliar," ujarnya, Minggu (6/3) Muamalat menggandeng Bank Islam Malaysia Bhd (Bank Islam) dalam menggarap bisnis remittance, dengan menandatangani memorandum of understanding (MoU). Kerjasama ini dilatarbelakangi mobilitas warga Indonesia di negeri Jiran yang cenderung meningkat. Tak hanya itu, aktivitas ekonomi semakin besar frekuensi dan volumenya, sehingga memerlukan transaksional lintas negara yang semakin mudah.Arviyan bilang, bisnis remittance ini akan menyumbang dana ke Bank Muamalat sebesar US$ 20 - US$ 30 miliar dalam setahun. Dia menambahkan, dengan kemudahan bank Syariah dalam membuka cabang di Malaysia yang negaranya berbasis Islam, maka ini menjadi peluang bisnis yang kompetitif untuk menggenjot pertumbuhan perbankan syariah Indonesia hingga 40%.Sejak tahun 2009 bank Muamalat memiliki satu cabang di Kuala Lumpur-Malaysia, dan menyerap pemasukan hingga Rp 1 triliun sampai 2010 lalu.Arviyan menambahkan, di 2010, laba bersih bank Muamalat mencapai Rp 225 miliar atau naik 246,15% dari tahun sebelumnya sebesar RP 65 miliar. Adapun, total aset 2010 mencapai Rp 21,5 triliun atau naik 34,37% dari aset tahun sebelumnya yang sebesar Rp 16 triliun.Sementara itu, Dato Sri Zukri Samat, Managing Director Bank Islam mengungkapkan, dalam bisnis jasa pengiriman uang, nasabah bank Muamalat Indonesia di Malaysia dapat memanfaatkan 113 kantor bank Islam diseluruh penjuru Malaysia untuk mengirimkan uang ke rekening bank Muamalat."Nasabah bank Muamalat juga dapat melakukan transaksi pengiriman uang, dengan memanfaatkan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang dimiliki bank Islam," ucap Dato Sri.Tak sekedar menggarap binis remittance, bank Muamalat menawarkan layanan penuh berupa penghimpunan maupun pembiayaan. Hingga kini pionir perbankan syariah itu menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang membuka kantor cabang penuh di Malayasia. "Bank konvensional saja hanya membuka subsidiary di Malaysia yang membutuhkan dana hingga Rp 3 triliun, sementara bank syariah lebih kecil dari itu," tambah Arviyan.
Bank Muamalat targetkan transaksi remittance US$ 1,7 miliar dari Malaysia
JAKARTA. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) menargetkan bisnis jasa pengiriman uang (remittance) berpotensi menyerap transaksi hingga US$ 1,7 miliar. Arviyan Arifin, Direktur Bank Muamalat mengatakan, jumlah tersebut dibidik dari 2 juta tenaga kerja Indonesia (TKI) legal di Malaysia, Bank Muamalat membidik 10% nasabah atau sekitar 200.000 nasabah. "Transaksi remittance bersama dengan Bank Malaysia berpotensi hingga US$ 1,7 miliar," ujarnya, Minggu (6/3) Muamalat menggandeng Bank Islam Malaysia Bhd (Bank Islam) dalam menggarap bisnis remittance, dengan menandatangani memorandum of understanding (MoU). Kerjasama ini dilatarbelakangi mobilitas warga Indonesia di negeri Jiran yang cenderung meningkat. Tak hanya itu, aktivitas ekonomi semakin besar frekuensi dan volumenya, sehingga memerlukan transaksional lintas negara yang semakin mudah.Arviyan bilang, bisnis remittance ini akan menyumbang dana ke Bank Muamalat sebesar US$ 20 - US$ 30 miliar dalam setahun. Dia menambahkan, dengan kemudahan bank Syariah dalam membuka cabang di Malaysia yang negaranya berbasis Islam, maka ini menjadi peluang bisnis yang kompetitif untuk menggenjot pertumbuhan perbankan syariah Indonesia hingga 40%.Sejak tahun 2009 bank Muamalat memiliki satu cabang di Kuala Lumpur-Malaysia, dan menyerap pemasukan hingga Rp 1 triliun sampai 2010 lalu.Arviyan menambahkan, di 2010, laba bersih bank Muamalat mencapai Rp 225 miliar atau naik 246,15% dari tahun sebelumnya sebesar RP 65 miliar. Adapun, total aset 2010 mencapai Rp 21,5 triliun atau naik 34,37% dari aset tahun sebelumnya yang sebesar Rp 16 triliun.Sementara itu, Dato Sri Zukri Samat, Managing Director Bank Islam mengungkapkan, dalam bisnis jasa pengiriman uang, nasabah bank Muamalat Indonesia di Malaysia dapat memanfaatkan 113 kantor bank Islam diseluruh penjuru Malaysia untuk mengirimkan uang ke rekening bank Muamalat."Nasabah bank Muamalat juga dapat melakukan transaksi pengiriman uang, dengan memanfaatkan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang dimiliki bank Islam," ucap Dato Sri.Tak sekedar menggarap binis remittance, bank Muamalat menawarkan layanan penuh berupa penghimpunan maupun pembiayaan. Hingga kini pionir perbankan syariah itu menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang membuka kantor cabang penuh di Malayasia. "Bank konvensional saja hanya membuka subsidiary di Malaysia yang membutuhkan dana hingga Rp 3 triliun, sementara bank syariah lebih kecil dari itu," tambah Arviyan.