KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan surat berharga negara atau SBN oleh perbankan melambat dan hanya tumbuh 6,39% secara year on year (yoy) dari Rp 1.528,57 triliun menjadi Rp 1.626,21 triliun per Mei 2022. Ini karena perbankan mulai kembali aktif menyalurkan kredit seiring ekonomi yang menggeliat. Data Bank Indonesia menyebutkan penyaluran kredit perbankan tumbuh 8,7% secara year on year menjadi Rp 5.999,0 triliun per Mei. Pertumbuhan tersebut pertumbuhan melewati kepemilikan perbankan di SBN yang per Mei 2022 hanya tumbuh 6,39%. Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri menyebut, hal tersebut memperlihatkan pulihnya perekonomian pasca pandemi Covid-19 membuat perbankan kembali membuka penyaluran kredit. Di satu sisi, hal ini mulai dikhawatirkan pelaku pasar akan berdampak terhadap dukungan kepada pasar SBN.
Bank Mulai Mengerem Kepemilikan SBN, Pasar SBN Tetap Menarik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan surat berharga negara atau SBN oleh perbankan melambat dan hanya tumbuh 6,39% secara year on year (yoy) dari Rp 1.528,57 triliun menjadi Rp 1.626,21 triliun per Mei 2022. Ini karena perbankan mulai kembali aktif menyalurkan kredit seiring ekonomi yang menggeliat. Data Bank Indonesia menyebutkan penyaluran kredit perbankan tumbuh 8,7% secara year on year menjadi Rp 5.999,0 triliun per Mei. Pertumbuhan tersebut pertumbuhan melewati kepemilikan perbankan di SBN yang per Mei 2022 hanya tumbuh 6,39%. Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri menyebut, hal tersebut memperlihatkan pulihnya perekonomian pasca pandemi Covid-19 membuat perbankan kembali membuka penyaluran kredit. Di satu sisi, hal ini mulai dikhawatirkan pelaku pasar akan berdampak terhadap dukungan kepada pasar SBN.