Bank Mutiara dan BTN Cetak Kenaikan Laba



JAKARTA. Di kuartal II lalu, Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank Mutiara membukukan kenaikan laba. Bank Mutiara mencetak laba bersih sebesar Rp 202,88 miliar atau tumbuh 247,8% (year on year/yoy), sedangkan BTN mendulang untung Rp 422 miliar, meningkat 13,84% (yoy).

Direktur Utama Bank Mutiara, Maryono mengatakan, pemicu tingginya kenaikan laba adalah penyaluran kredit semester pertama 2011. Bank yang sedang ditawarkan ke investor ini menyalurkan kredit sebesar Rp 8,32 triliun, tumbuh 42,8% (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 9,79 triliun, naik 42,8%.

Dalam menyalurkan kredit, bank yang dulu bernama Century ini fokus ke segmen ritel, small maupun medium lewat channeling atau penerusan. "Jika menggarap langsung end user, biaya yang dibutuhkan lebih tinggi," tandas Maryono, Rabu (20/7).


Direktur Tresuri Bank Mutiara, Ahmad Fajar menambahkan, peningkatan laba bersih juga terdorong kenaikan fee based income atau pendapatan nonbunga yang sudah mencapai Rp 51,9 miliar, tumbuh 30%. Recovery aset bermasalah juga berkontribusi ke laba. "Dalam 2,5 tahun ini sudah mencapai Rp 2,2 triliun atau setara 32,6% dari total aset bermasalah," ujarnya.

Laba BTN juga terdongkrak pertumbuhan kredit yang mencapai 21,46% menjadi Rp 46,51 triliun (yoy). Melihat pencapaian enam bulan pertama ini, manajemen yakin, target pertumbuhan laba 18% tahun ini bakal tercapai. "Berdasarkan tren, penyaluran kredit BTN akan melonjak pada Juli-september," ujar Iqbal Latanro, Direktur Utama BTN, Rabu (20/7). Kenaikan kredit mampu diimbangi pertumbuhan DPK sebesar 27,41% menjadi Rp 51 triliun (yoy).

BTN mengubah strategi

Ke depan, BTN berencana mengubah portofolio kreditnya. Bank spesialis KPR ini akan meningkatkan KPR non subsidi. Alasannya, segmen kredit ini memberikan margin besar, jangka waktu pembiayaan lebih singkat dan mendiversifikasi risiko yang ada.

"Hal ini perlu dilakukan, karena subsidi yang diberikan pemerintah hanya antara Rp 4,5 triliun –Rp 5 triliun pertahun. Artinya pasokan subsidi agak seret," ujar Purwadi, Direktur Kredit BTN.

Tahap awal hingga tahun 2012, BTN akan meningkatkan porsi penyaluran kredit nonsubsidi menjadi 15% dari total kredit. Per Juni 2011, pembiayaan nonsubsidi sudah naik dari 8% menjadi 10,5%. "Kalau target ini tercapai tahun 2012, porsinya akan kami naikkan," tambahnya.

Sementara Bank Mutiara fokus mengincar recovery aset. Pengelola menargetkan, pengembalian sebesar Rp 300 miliar selama semester II-2011. "Kami juga sedang berupaya mengembalikan kredit bermasalah yang tertanam di surat berharga senilai Rp1,5 triliun," ujarnya.

Selain itu, Bank Mutiara juga berencana menurunkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) menjadi di bawah 3%. "Rasio NPL terus menunjukkan kecenderungan turun, pada 2010 masih di atas 5%, sekarang 3,4%,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati