Bank Mutiara masih bergelut menurunkan kredit bermasalah



JAKARTA. Penyaluran kredit PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) sampai Mei 2011 sudah menyentuh angka Rp 8,07 triliun. Artinya, baru setengah perjalanan nilai penyaluran kredit bank yang dahulu bernama Bank Century ini sudah cukup ngebut. Target Mutiara hingga akhir tahun ini, kredit bisa tersalur hingga Rp 9,9 triliun.

Namun, kendati pertumbuhan kredit cukup positif, bank yang masih disapih oleh Lembaga Penjamin Simpanan ini masih bergulat menurunkan angka kredit bermasalah yang masih tinggi sampai sekarang.

Maryono, Direktur Utama Bank Mutiara, menuturkan, masalah kredit bermasalah dan kredit macet di Mutiara kebanyakan bersumber dai para debitur industri dan korporasi. "Warisan manajemen lama," kata dia di Jakarta, Rabu (15/6). Mutiara menargetkan bisa menekan angka non performing loan (NPL) hingga 3,5%.


Masalah-masalah kredit macet tersebut rata-rata bersumber dari para debitur industri dan korporasi dari warisan manajemen lama. Maryono menuturkan, Mutiara menempuh langkah recovery aset cash maupun non cash, agar NPL bisa ditekan. "Recovery aset cash ataupun non cash itu sekitar Rp 600 miliar," tambahnya.

Sayang, ia tidak mengungkap berapa persisnya angka NPL Mutiara saat ini. Yang pasti, angkanya masih di atas 3,5%. Maryono menuturkan, Mutiara masih akan memfokuskan penyaluran kredit ke sektor usaha kecil dan menengah. "Porsi kredit kami sebesar 60% untuk usaha kecil dan menengah, sedangkan 40% untuk konsumer," ujarnya.

Untuk pengumpulan dana pihak ketiga (DPK), Mutiara menargetkan perolehan DPK hingga Rp 10,8 triliun, sampai akhir tahun ini. Mutiara masih mengandalkan dana mahal alias deposito untuk menyokong pendanaannya. Komposisi deposito mencapai 85%. Adapun porsi dana murah yaitu giro dan tabungan sebanyak 15%. Saat ini, outstanding DPK Mutiara mencapai Rp 10,14 triliun, atau sudah tumbuh 57,4% dari Mei 2010 yang baru senilai Rp 6,44 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah