Bank nasional perlu memperkuat teknologi informasi



JAKARTA. Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan terus meningkat setiap tahun. Dalam riset yang diterbitkan Ernst&Young Indonesia, kepercayaan terhadap bank didukiung oleh kualitas masing-masing nasabah dalam pengalaman perbankan pribadi mereka.

Nam Soon Liew, Ketua EY Financial Services untuk Asia Tenggara, mengatakan keberhasilan bank meningkatkan kepercayaan dari masyarakat adalah dampak dari pertumbuhan ekonomi yang pesat di wilayah Asia Pasifik. "Akan tetapi, sebagian wilayah memiliki karakter nasabah yang berbeda dengan berbagai macam kebutuhan layanan perbankan," tutur Liew, Kamis (13/3).

Sebagai contoh, hampir 90% nasabah bank di China mengaku siap membuka rekening baru atau menambah saldo tabungan jika bank tersebut bersedia memberikan jasa pengelola keuangan. Sementara, 84% nasabah di Singapura siap melakukan hal yang sama jika bank dapat membantu mencapai tujuan investasi keuangan.


Persentase di Indonesia juga cukup baik. Sekitar 89% nasabah bank di Indonesia akan melakukan hal tersebut jika bank bersedia untuk berinvestasi dalam tabungan. Riset ini dilakukan Ernst&Young dalam 12 bulan ke belakang di seluruh dunia, kepada masyarakat yang mengakses internet.

Keith Pogson, Global Assurance leader Banking and Capital Markets Ernst&Young, menilai tantangan bank di Indonesia untuk meningkatkan kepercayaan nasabah adalah dengan mengembangkan teknologi serta lebih proaktif untuk mendekati nasabah. "Bank butuh perusahaan IT. Bank juga bisa memberi saran atas penempatan dana nasabah sebagai solusi banyaknya channel penempatan dana yang dapat digunakan masyarakat," jelas Keith.

Bimo Iman Santoso, Executive Director Assurance Services Ernts&Young, mengatakan bank diuntungkan dengan persepi aman. Menurut Bimo, banyak masyarakat tetap percaya untuk menempatkan uang di bank.

Di sini, lanjut Bimo, salah satu kunci yang perlu dilakukan bank adalah mengetahui kebutuhan nasabah. "Apalagi, nasabah bank di Indonesia masih memiliki tingkat loyalitas yang rendah terhadap bank. Masih banyak yang suka pindah-pindah bank. Intinya, pelayanan jadi penting di sini," imbuh Bimo.

Dalam survey Ernst&Young juga dijelaskan, pengalaman dengan layanan jasa keuangan dan kenyamanan lebih untuk mendapatkan segala sesuatu di satu tempat, jadi dua alasan penting pembukaan dan penutupan rekening nasabah.

Ka Jit, Senior Corporate Executive Consumer Banking OCBC NISP, mengakui kesulitan untuk mengakuisisi nasabah baru. Untuk itu, kata Ka Jit, NISP lebih mengutamakan menjaga loyalitas nasabah yang sudah ada. "Jadi, kami lebih utamakan pelayanan. Unsur kedekatan, menjadi penting untuk jaga loyalitas nasabah," terang Ka Jit.

Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank Internasional Indonesia (BII), berharap bisa mengombinasikan payroll atas cross selling dengan nasabah korporasi, merchant, segmen anak-anak, dan juga cross selling menggunakan relationship based pricing. Di sini, kata Lani, kontribusi pertumbuhan dana dari nasabah baru dan lama akan berimbang.

"Apalagi kami punya program Bingkisan Beruntun dan My Plan. Peningkatan nasabah baru yang signifikan berasal dari nasabah tabungan," tutur Lani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro