KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah membukukan laba sepanjang tahun 2024 hingga November sebesar Rp 19,81 triliun. Laba tersebut tumbuh 4,03% jika dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bank berkode emiten
BBNI ini hampir sama dengan apa yang dicatatkan pada bulan sebelumnya. Di mana, laba BNI pada Oktober 2024 tercatat tumbuh 4,28% YoY. Salah satu penopang pertumbuhan laba bank berlogo 46 ini adalah pendapatan non bunga. Sebab, pendapatan non bunga BNI tercatat mengalami pertumbuhan 14,75% YoY menjadi Rp 19,22 triliun.
Baca Juga: Laba Bank Negara Indonesia (BBNI) Tumbuh 1,51% YoY Hingga Mei 2024 Di sisi lain, BNI masih terantuk dengan tantangan
cost of fund yang tinggi. Ini tercermin dari terkoreksinya pendapatan bunga bersih sekitar 3,86% YoY menjadi Rp 35,62 triliun. Namun, koreksi ini lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 5,07% YoY.
Untungnya, beban pencadangan BNI mengalami penurunan sehingga mampu menopang laba bank. Pada November 2023, beban pencadangan BNI senilai Rp 7,89 triliun menjadi Rp 6,41 triliun di November 2024. Sementara itu, BNI telah menyalurkan kredit per November 2024 senilai Rp 739,54 triliun. Pencapaian tersebut juga mengalami peningkatan dari periode sama tahun yang lalu senilai Rp 666,49 triliun. Tak hanya itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI tetap mampu mengalami pertumbuhan di periode sama. Meski tak signifikan, DPK BNI tercatat tumbuh 6,96% YoY menjadi Rp 783 triliun per November 2023.
Baca Juga: Periode Buyback Berakhir, Bank Negara Indonesia (BBNI) Beli 40,51 Juta Saham Adapun, dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan tetap mendominasi DPK BNI senilai Rp 559 triliun. Ini berarti, rasio dana murah yang dimiliki BNI mencapai sekitar 71,39% YoY.
Lebih lanjut, total aset yang dimiliki BNI juga mampu mencatatkan pertumbuhan. Secara tahunan, aset BNI naik sekitar Rp 96 triliun sehingga menjadi Rp 1.072 triliun di November 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli