KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Neo Commerce Tbk (
BBYB) akan kembali melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau
rights issue. Penambahan modal ditujukan untuk mendukung pengembangan digital yang dilakukan perseroan. Penambahan modal itu dilakukan sejalan dengan pertumbuhan bisnis Bank Neo Commerce sebagai bank digital dan prediksi perseroan bahwa digitalisasi di Indonesia akan semakin masif ke depan. Bank digital ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru atas nama dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham. Sebelumnya, bank ini menyebutkan target dana yang dibidik dari
rights issue ini sekitar Rp 5 triliun.
Tjandra Gunawan, Direktur Utama Bank Neo Commerce mengklaim, banyak calon investor yang tertarik untuk masuk menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce. Namun, dia belum bisa memastikan siapa dari investor itu yang akan masuk melalui
rights issue itu.
Baca Juga: Perkuat Modal, Bank Neo Commerce Terbitkan 5 Miliar Saham Baru Lewat Rights Issue "Sedangkan pemegang saham pengendali sudah menunjukkan minatnya untuk ikut serta dalam
rights issue yang akan segera digelar tersebut," kata Tjandra pada Kontan.co.id, Selasa (4/4). Dia juga tak bersedia menyebutkan apakah investor yang tertarik masuk tersebut berasal dari lokal atau asing. Bank Neo Commerce saat ini sudah dikendalikan oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan 25,28% per 25 Februari. Pemegang saham selanjutnya adalah Gozco Capital dengan porsi 14,81%, Yello Brick Enterprise Ltd 5,17%, Rockcore Financial Technology Co.Ltd 6,12%, dan publik 48,62%.
Perseroan menargetkan
rights issue ini mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 April 2022. Selanjutnya perdagangan saham dengan HMETD di pasar reguler dan negosiasi dijadwalkan pada 10 Mei, sedangkan di pasar tunai dijadwalkan pada 12 Mei. Adapun pencatatan saham
rights issue di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 17 Mei 2021. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi