Bank nikmati kelonggaran GWM valas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia untuk melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah menjadi 5% dan valas menjadi 4% bakal mendongkrak likuiditas bank. Sejumlah bank juga mengaku telah ambil ancang-ancang mendorong ekspansi kredit.

“Untuk rupiah ada tambahan likuiditas sekitar Rp 270 miliar, sementara valas bertambah Rp 4 miliar. Ini akan sangat membantu kami,” Kata Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Ferdian Satyagraha kepada Kontan.co.id, Senin (2/3).

Baca Juga: Bank BJB antisipasi pelemahan kredit akibat virus corona


Maklum Bank Jatim tahun ini memang punya target penyaluran kredit cukup tinggi sebesar 14%. Sedikit lebih tinggi dibandingkan capaiannya tahun lalu dengan pertumbuhan 13,16% dengan nilai Rp 38,35 triliun.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga diprediksi bakal mendapat sokongan likuiditas, terutama valas dari aksi bank sentral melonggarkan GWM. Maklum hingga Januari 2020, dana pihak ketiga (DPK) Valas bank berlogo angka 46 ini tumbuh signifikan.

“DPK Valas kami per Januari 2020 tumbuh 21,4% (yoy) dengan komposisi sekitar 19,5% dari total portofolio DPK. Pendorong utamanya berasal dari giro Valas dari nasabah eksportir untuk menopang kebutuhan Valas dalam bisnisnya,” kata Wakil Direktur BNI Anggoro Eko Cahyo kepada Kontan.co.id.

Hingga separuh pertama tahun ini, DPK valas BNI masih ditargetkan tumbuh double digit dengan komposisi hingga 20% dari portofolio DPK. Target ini juga akan ditopang dari kinerja kantor cabang luar negeri (KCLN) BNI guna memudahkan penetrasi simpanan Valas.

“Nasabah domestik yang punya bisnis di negara-negara yang ada KCLN kami juga jadi target untuk mendorong bukan hanya penghimpunan DPK Valas melainkan juga ke kredit Valas,” sambung Anggoro.

Baca Juga: BI longgarkan GWM, bankir: Tak otomatis dongkrak kredit

Bank pelat merah lainnya yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengaku bakal mendapat tambahan likuiditas hingga Rp 9 triliun dari pelonggaran GWM.

“Pelonggaran GWM artinya mengembalikan likuiditas ke perbankan. Untuk BRI likuiditas rupiah diprediksi bakal bertambah Rp 4 triliun, sementara likuiditas valas akan bertambah Rp 5 triliun,” kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi