Bank Nobu incar bisnis wealth management



JAKARTA. Banjir likuiditas yang melanda perbankan, turut terjadi di Bank Nationalnobu (Bank Nobu). Sepanjang tiga bulan pertama di 2015, Bank Nobu berhasil membukukan pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 4,63 triliun. Angka ini tumbuh 38,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 3,34 triliun.

Komposisi dana mahal alias deposito, masih mendominasi raihan DPK Bank Nobu. Per Maret 2015, deposito di Bank Nobu mencapai Rp 2,92 triliun. Angka ini meningkat 75,37% dibandingkan Maret 2014 yang mencapai Rp 1,66 triliun. Komposisi deposito di Bank Nobu pada triwulan I-2015 mencapai 63,14% terhadap total DPK yang berhasil dikumpulkan perseroan.

Sementara itu, untuk komposisi dana murah di Bank Nobu, sedikit menciut. Untuk giro atawa current account, per Maret 2015 tercatat sebesar Rp 1,29 triliun. Angka ini berkurang (minus) -10,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,43 triliun. Komposisi giro terhadap keseluruhan DPK Bank Nobu mencapai 27,92%.


Sedangkan untuk tabungan atau saving account yang berhasil dikumpulkan Bank Nobu mencapai Rp 414 miliar atau tumbuh 71,9% dibanding periode sebelumnya yang sebesar Rp 240,79 miliar. Namun komposisi tabungan terhadap DPK perseroan baru sebesar 8,92%.

Presiden Direktur Bank Nobu, Suhaimin Djohan menuturkan, perseroan menargetkan peningkatan CASA ke level 40% tahun ini.

Salah satu upaya perseroan untuk meningkatkan komposisi dana murah atau current account saving account (CASA) pada DPK tahun ini adalah dengan meluncurkan produk wealth management. Suhaimin bilang, pihaknya akan mengajukan izin untuk penyediaan jasa wealth management pada kuartal III-2015 ini. Jika izin keluar sesuai harapan, maka Bank Nobu akan mulai dapat menjual produk wealth management pada kuartal IV-2015.

"Kami akan mengajukan izin. Kalau izin sudah didapat, kami akan keluarkan produk reksadana dan juga asuransi jiwa. Karena kami ingin tabungan kami tetap tumbuh, maka akan kami bundling dengan asuransi jiwa," jelas Suhaimin di Jakarta, Rabu (27/5) kemarin.

Suhaimin menjelaskan, perseroan telah memiliki produk bernama Nobu Savings Plan. Saat ini, underlying produk Nobu Savings Plan 100% merupakan tabungan. Namun jika izin untuk menjual wealth management telah didapat, maka produk Nobu Saving Plan bisa di bundle dengan reksadana ataupun asuransi jiwa. "Jadi nasabah yang menabung juga bisa ter-cover asuransi jiwa," ucapnya.

Ia menjelaskan, perseroan memiliki berbagai pilihan mulai dari ticket size lower sampai medium untuk produk wealth management-nya nanti. Untuk produk wealth management dengan ticket size yang murah, nasabah bisa membelinya mulai dari Rp 500.000 sampai dengan Rp 1 juta setiap bulan. Sedangkan untuk ticket size wealth management medium, Bank Nobu menyediakan range mulai dari Rp 2,5 juta sampai dengan Rp 3 juta setiap bulannya.

Meski begitu, Suhaimin masih belum berani menghitung peningkatan CASA yang bisa didapat dari produk wealth management ini. "Belum hitung-hitungan secara detil untuk peningkatan CASA, karena masih dalam proses untuk pengajuan izin," ucapnya.

Lebih lanjut Suhaimin menyebutkan, Bank Nobu telah menyiapkan dua strategic partner berupa perusahaan asuransi lokal, yang akan digandeng dalam peluncuran produk wealth management ini. Sayang, lagi-lagi Suhaimin enggan untuk menyebutkan nama perusahaan asuransi jiwa yang dimaksud, lantaran masih menunggu proses pengajuan izin.

"Paling baik disediakan lebih dari satu dalam hal kerjasama dengan perusahaan asuransi, untuk melihat tingkat kompetensinya," ujar Suhaimin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie