KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Nationalnobu Tbk (
NOBU) dan PT Bank MNC Internasional Tbk (
BABP) kompak menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada pertengahan bulan depan. Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, Senin (29/5) Bank Nobu dan Bank MNC sama-sama telah mengumumkan akan menggelar RUPST dan RUPSB pada 15 Juni 2023. Agenda ini seiring dengan proses merger yang dilakukan oleh kedua bank. Dalam mata acara RUPST bank Nobu, diantaranya menetapkan persetujuan atas Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk Tahun Buku 2022 termasuk Laporan Pengurusan Direksi dan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2022.
Selain itu, penetapan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas II Perseroan. Sementara dalam agenda RUPSB bank Nobu, menetapkan perubahan tempat kedudukan Perseroan, juga penegasan kembali seluruh anggaran dasar dan susunan pemegang saham Perseroan.
Adapun agenda dalam agenda RUPST bank MNC, menetapkan persetujuan Laporan Tahunan Direksi dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022. "Selain itu, pengesahan laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas VIII untuk KPMM (CAR) sebagai cadangan aset produktif, juga laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas IX, Waran Seri IV dan Waran Seri V Perseroan," kata Direksi perseroan seperti dikutip dari keterbukaan BEI, Senin (29/5).
Baca Juga: Tahun Lalu, Laba MNC Bank Melesat 308,03% Menjadi Rp 52,51 Miliar Sementara dalam agenda RUPSB bank MNC, akan menetapkan penegasan kembali pemberian wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan tentang pelaksanaan Waran Seri IV yang telah diterbitkan Perseroan, dan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Ketika dikonfirmasi terkait progress merger kedua bank, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa saat ini kedua bank dalam tahap penetapan kantor jasa penilai publik (KJPP) dan kesepakatan metode penelitian. Menurutnya, penunjukan KJPP di antaranya adalah untuk menentukan porsi kepemilikan bank hasil merger, yang saat ini sedang dalam proses penetapan. "Dua-duanya bisa menjadi pemegang saham pengendali," ujar Dian. Sementara itu, dalam rilis resminya Corporate Secretary Group Head Bank MNC Heru Sulistiadhi mengatakan bahwa latar belakang atas rencana merger antara NOBU dan BABP bukan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum, melainkan sebagai upaya untuk memperkuat usaha dan sinergi dari para pihak yang terlibat. Adapun Corporate Secretary NOBU Mario Satrio dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa perseroan akan menyampaikan susunan jadwal rencana aksi korporasi merger sesuai timeline yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Penggabungan Bank MNC dan NOBU Diharapkan Bisa Jadi Model Merger Sukarela Apabila merger kedua bank tercapai, maka struktur pemegang saham kedua bank akan berubah. Berdasarkan laporan terakhir dari masing-masing bank, aset hasil merger kedua bank akan mencapai Rp 39,28 triliun. Sebanyak 57,1% merupakan kontribusi dari Bank Nobu, sementara sisanya sekitar 42,9% merupakan kontribusi dari Bank MNC. Asal tahu saja, saat ini Bank Nobu dikendalikan oleh James Riady melalui PT Putera Mulia Indonesia dengan porsi kepemilikan sebesar 21,92%. Sementara, Bank MNC dikendalikan oleh Harry Tanoe melalui PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (
BCAP) dengan porsi kepemilikan sebesar 52,37%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto