Bank Nobu putuskan tidak bagi dividen



JAKARTA. PT Bank Nationalnobu Tbk (Nobu) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2016 mengumumkan untuk tidak membagi dividen dan dari seluruh laba bersih perseroan disisihkan sebesar Rp 1 miliar sebagai dana cadangan. Sementara sisanya akan dibukukan sebagai laba ditahan guna memperkuat modal perseroan.

Selain itu, dalam RUPST kali ini, Bank Nobu mengangkat dan menetapkan susunan anggota direksi dan anggota dewan komisaris perseroan untuk masa jabatan selama tiga tahun mendatang. Dua diantaranya merupakan anggota dewan komisaris baru yaitu Dewi Pandamsari dan Tjindrasa Ng.

Adapun dari sisi kinerja, tercatat aset perseroan tumbuh 34,1% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 9 triliun. Sedangkan dari segi dana dari pihak ketiga (DPK), Bank Nobu mencatatkan pertumbuhan sebesar 57% menjadi Rp 7,5 triliun dengan komposisi dana murah (CASA) mencapai 58,8%.


"Pertumbuhan CASA disumbang dari layanan digital," ujar Direktur Bank Nobu, Hendra Kurniawan saat ditemui di Jakarta, Jumat (7/4).

Dari sisi fungsi intermediasi, pada 2016 lalu, bank berkode NOBU ini mencatat realisasi penyaluran kredit sebesar Rp 3,99 triliun atau naik 14,7% secara yoy dengan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap terjaga di 0,00%.

Sementara itu, per akhir tahun 2016, laba bersih tercatat Rp 30,2 miliar atau mengalami kenaikan 66,5%. Laba perseroan ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga 12,89%. "Ekuitas meningkat 11,94%. Di 2016 kami ada penambahan saham baru lewat pemesanan tambahan modal tanpa hak memesan efek Rp 100 miliar," tambahnya.

Adapun per akhir tahun lalu, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat 26,18%. Tahun ini, perseroan menargetkan laba bersih setelah pajak dapat menembus Rp 33 miliar dan laba kotor Rp 44 miliar.

Direktur Utama Bank Nobu, Suhaimin Djohan menyebut tahun ini pihaknya menarget kredit dapat tumbuh 20% hingga 25%.

Sama seperti tahun lalu, tahun ini segmen yang disasar oleh bank yang dikendalikan oleh Mochtar Riady ini antara lain Kredit Modal Kerja (KMK) khususnya sektor perdagangan, industri pengolahan dan eceran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie