Bank OCBC NISP incar private banking naik 2 digit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pengelolaan nasabah kaya masih akan berjaya. Maka itu, PT Bank OCBC NISP Tbk akan menggarap dana nasabah tajir lewat dua segmen bisnis, yakni private banking dan wealth management.

Bank milik OCBC Singapura ini menargetkan dapat menggarap setidaknya 100 nasabah kelas kakap dari bisnis private banking. Saat ini, pihaknya telah memiliki nasabah private banking sebanyak 90 nasabah atau sudah mencapai 90% dari target di tahun ini.

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, pihaknya mematok paling tidak bisnis private banking di tahun 2018 akan tumbuh dua kali lipat dibandingkan tahun 2017 ini. "Tahun depan, minimal tumbuh dua kali lipat, mungkin tambah 200 nasabah," katanya, Selasa (21/11). Target tersebut terbilang besar, karena bank milik investor Singapura ini baru meluncurkan private banking pada bulan Mei 2017 silam.


Menurutnya, animo orang kaya masuk ke private banking akan tinggi karena ada penambahan jumlah orang kaya. Bank berkode saham NISP ini mematok nilai investasi atau threshold sebesar Rp 10 miliar di pritave banking. Ini lebih tinggi dari rata-rata threshold di bank lain sebesar Rp 5 miliar.

Saat ini, OCBC NISP mencatat total asset under management (AUM) mencapai Rp 35 triliun-Rp 40 triliun per kuartal III-2017. Nah, private banking baru berkontribusi di bawah 5% dari total AUM.

"Tahun depan, AUM (on balance sheet dan off balance sheet) bisa tumbuh 15%-20%," kata Parwati.

Kepala Divisi Private Banking Bank OCBC NISP Peter Harsono menuturkan, potensi untuk mendorong bisnis ini cukup potensial. Dari data World Wealth Report 2017 high net worth individual naik 400.000 orang menjadi 5,5 juta dengan total aset US$ 18,8 triliun.

Bank OCBC NISP memiliki target pasar untuk private banking ini. Antara lain, nasabah dengan usia di atas di atas 40 tahun, jumlah investasi di atas Rp 10 miliar dan sebagian besar adalah pemilik bisnis atau kalangan profesional. Profil nasabah tersebut memiliki kebutuhan investasi inflation hedging.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia