Bank of England siap turunkan bunga 25 bps



LONDON. Bank of England (BoE) bersiap untuk memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 0,25%. Pemangkasan suku bunga ini menjadi yang pertama kali dilakukan oleh bank sentral Inggris sejak 2009 dan menjadi rekor terendah sepanjang sejarah. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk melawan ketidakpastian ekonomi dan menyuntikan kembali gairah pasar.

Sebelumnya, para pelaku pasar memperkirakan BoE akan menurunkan target pertumbuhan ekonomi mereka tahun ini. Apalagi melihat pertumbuhan ekonomi yang semakin anjlok dalam kurun waktu yang singkat pasca Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa. Akan tetapi pemangkasan bunga ini masih menuai pro dan kontra di antara para ahli ekonomi Inggris bahkan sesama ekonom BoE. Ekonom Kristin Forbes menyatakan ia belum melihat urgensi dari penurunan suku bunga ini. Meski demikian, ekonom Investec, Philip Shaw  menyatakan banyak faktor pendukung yang memperlihatkan perlambatan ekonomi sehingga beberapa relaksasi aturan bisa menjadi pertimbangan. Dengan melakukan pemangkasan bunga ini, BoE akan menyusul Bank of Japan dan Reserve Bank of Australia yang sudah terlebih dulu memberikan stimulus tak terduga sebagai bentuk relaksasi ekonomi. Selain dengan pemangkasan bunga, relaksasi ekonomi lain juga akan dilakukan oleh BoE. Beberapa pilihannya lain di antaranya adalah dengan memaksimalkan program relaksasi BoE senilai 375 miliar poundsterling, pembelian obligasi perusahaan, memperpanjang pelonggaran kredit, sampai memberikan jangka waktu yang lebih panjang kepada para pembuat kebijakan untuk mencapai target inflasi. Akan tetapi para ekonom, termasuk beberapa mantan pejabat BoE, meragukan efisiensi pemangkasan suku bunga dan kebijakan relaksasi ini terhadap kondisi ekonomi yang ada. Apalagi mengingat suku bunga resmi dan pinjaman pemerintah sudah hampir menyentuh rekor terendah. Mantan Deputi Gubernur BoE, Charles Bean, menyatakan bank masih memiliki pilihan lain yaitu dengan menambah jumlah dan jenis aset yang dibeli. Jangan hanya berpatok pada obligasi pemerintah untuk memasukan hutang perusahaan atau bahkan ekuitas. Namun, itu merupakan tindakan berisiko dan secara politis sulit dilakukan. Selain itu, banyak ekonom yang juga berharap bank sentral Inggris ini merevitalisasi pendanaan yang mulai berkurang untuk skema peminjaman atau mencoba langkah-langkah lain untuk mendorong bank-bank supaya memberi pinjaman dengan suku bunga rendah.  


Editor: Rizki Caturini