Bank of Japan (BOJ) peringatkan perbankan akan risiko biaya kredit



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Bank-bank komersial asal Jepang tengah menjajal produk keuangan yang kompleks, namun hal ini berbuntut pada meningkatnya risiko kredit. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh upaya perburuan bank di Jepang untuk menggali potensi imbal hasil (yield).

Melihat fenomena ini, bank sentral Jepang memperingatkan para perbankan akan risiko akumulasi biaya suku bunga ultra-rendah yang berkepanjangan.

Perbankan di Jepang memang tengah diterpa margin yang menyempit dan populasi yang semakin menipis. Bank-bank regional telah meningkatkan pinjaman untuk investasi properti kepada perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah. Hal ini dijabarkan oleh Bank of Japan (BOJ) dalam sebuah laporan analisa sistem perbankan di Jepang.


Baca Juga: BOJ warns economy vulnerable to riskier lending practices of financial firms

Kendati perbaikan ekonomi sudah berangsur membaik, beberapa kredit bank mengalami peningkatan risiko lantaran kecilnya standar pinjaman dan meningkatnya jumlah perusahaan yang tertinggal dalam upaya penyelamatan seperti restrukturisasi.

"Biaya kredit tetap rendah, tapi baru-baru ini mulai naik. Terutama untuk lembaga keuangan regional," kata BOJ seperti dimuat Reuters, Kamis (24/10).

Menurut bank sental, hal ini disebabkan perbankan menghadapi tingkat pengembalian yang relatif rendah, alhasil rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perlahan mengalami penurunan secara moderat.

Baca Juga: Terancam bangkrut, SoftBank gelontorkan dana US$ 9,5 miliar ke WeWork

Jika kondisi ini terus berlanjut, bank-bank regional maka dapat kehilangan kapasitas untuk menyerap kerugian dari pinjaman yang macet. Apalagi jika terjadi goncangan yang besar di pasar keuangan.

Di sisi lain, bank-bank besar juga telah memperluas pinjaman luar negeri dan investasi dalam produk-produk keuangan yang kompleks. Langkah ini bisa membuat sistem perbankan Jepang lebih rentan terhadap risiko global.

Editor: Handoyo .