Bank of Japan (BOJ) Terlalu Dovish, Pelaku Pasar Kecewa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas melihat, para pelaku pasar global merasa kecewa terhadap kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) yang dinilai terlalu dovish.

Pasalnya, BOJ tidak memberikan panduan yang jelas mengenai kapan kebijakan suku bunga negatif BOJ akan diakhiri. 

Sebelumnya, pelaku pasar berspekulasi kebijakan suku bunga negatif BOJ akan berakhir dalam waktu dekat, yakni Desember 2023 atau Januari 2024.


Baca Juga: Bank of Japan Bakal Mengakhiri Suku Bunga Negatif, Begini Dampak Bagi Pasar Obligasi

Namun, pengumuman kebijakan moneter pada Selasa (19/12) yang mempertahankan suku bunga negatif di -0,1% menimbulkan ketidakpastian mengenai kapan BOJ menghentikan kebijakan suku bunga negatifnya. 

Dalam pidatonya, Gubernur BOJ Kazuo Ueda menyoroti fenomena wage-price spiral yang mulai terbentuk di Jepang. Wage-price spiral adalah fenomena naiknya inflasi yang dipicu oleh feedback effect antara kenaikan harga dan upah. 

Tampaknya fenomena ini menjadi perhatian BOJ untuk mengubah kebijakan moneter Jepang pada masa mendatang, terutama untuk mengakhiri kebijakan suku bunga negatif.

"Sayangnya, Gubernur Ueda tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apakah kondisi wage-price spiral saat ini memungkinkan bagi BOJ untuk mengakhiri kebijakan suku bunga negatif dalam waktu dekat," kata Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi dalam risetnya, Rabu (20/12). 

Baca Juga: Asia Shares Brace for BOJ Meeting, US Inflation Test

Akibatnya, yield obligasi pemerinth Jepang (JGB) tenor 10 tahun turun 5 bps menjadi 0,63% dan JPY terdepresiasi 0,7% menjadi 143,8.

Sementara itu, antusiasme investor di pasar SBN mulai mengendur memasuki masa libur akhir tahun, yang tercermin dari penurunan permintaan pada lelang SBSN menjadi Rp 11,9 triliun pada Selasa (19/12) dari Rp 19,8 triliun pada Selasa (5/12). 

Lionel memperkirakan yield obligasi pemerintah Indonesia (INDOGB) tenor 10 tahun masih akan berfluktuasi pada rentang 6,5%-6,6% hari ini.

Sementara itu, pergerakan rupiah diperkirakan tetap stabil dalam rentang Rp 15.450-Rp 15.550 per USD. Seri SBN yang direkomendasikan adalah FR0096, FR0097, FR0098, FR0100, dan FR0101. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto