KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing rupanya masih memiliki ketertarikan kepada perusahaan manufaktur di Indonesia. Pekan lalu, Bank of Singapore membeli saham PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI). Anak usaha OCBC Bank yang bergerak di bidang private banking ini dikabarkan pada Rabu (4/4) membeli saham KICI sebanyak 1,19 juta saham. Jika ditilik dari harga penutupan saham KICI, Rabu (4/4), yakni di level Rp 197 per saham, maka bisa diasumsikan Bank of Singapore merogoh kocek hingga Rp 234,43 juta untuk membeli saham KICI. Pada perdagangan Rabu lalu, ada 11 sekuritas yang membeli saham KICI, dengan pembelian terbesar dipegang oleh RHB OSK Securities dengan
value buy sebesar Rp 49,65 juta. Diikuti, Panin Sekuritas dengan nilai pembelian Rp 45,19 juta dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia senilai Rp 23,59 juta.
Sementara, mengutip data RTI per 28 Februari 2018, Bank of Singapore Limited tercatat memegang 24,75 juta atau setara 8,97% saham KICI. Sebagai gamabaran, Bank of Singapore per 31 Desember 2017 memiliki hingga 10.000 klien dan mengelola aset sebesar US$ 99 miliar. Mengutip Strait Times, Jumat (16/3), Bank of Singapore berfokus pada keluarga-keluarga kaya terutama dari China, Eropa, dan Timur Tengah, yang ingin berinvestasi di negara Asia Tenggara. Manajemen KICI mengaku tidak mengetahui perihal pergerakan Bank of Singapore di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang membeli saham KICI. Sekertaris Perusahaan KICI, Ing Hidayat menyatakan, sejauh ini kepemilikan Bank of Singapore yang tercatat di KICI masih 8,34% dengan total saham yang dimiliki sekitar 23 juta saham. "Tapi kalau menambah kepemilikan lewat pasar kan tidak masalah, pemegang saham boleh menambah kepemilikannya langsung lewat pasar," kata Ing Hidayat kepada KONTAN, Senin (9/4). Ia menyebut tidak masalah jika pemegang saham melihat kinerja perusahaan bagus, dibarengi dengan pergerakan harga sahamnya juga cukup bagus, dan kemudian sang pemegang saham menambah kepemilikannya. Menurut Ing, Bank of Singapore bukan membeli langsung saham KICI, melainkan investor-investor Bank of Singapore lewat private bank tersebut yang membeli saham KICI. Dus, sejauh ini tidak ada kaitannya dengan manajemen KICI. "Prinsipnya kami
welcome kalau ada investor yang mau mengkoleksi saham kami, sebab artinya mereka percaya pada performa kami," imbuhnya. KICI mencatatkan angka penjualan yang sangat bagus sepanjang tahun 2017. Produsen peralatan makan ini mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 113,41 miliar, naik 14,11% dibanding pencapaian tahun 2016 yang sebesar Rp 99,38 miliar. Penjualan domestik masih menjadi tumpuan dengan pencapaian penjualan bersih sebesar Rp 81,87 miliar, naik 7,71% dibanding tahun 2016. Sedangkan, penjualan bersih untuk pasar ekspor tercatat sebesar Rp 28,3 miliar, naik 38,7% dibandingkan tahun 2016.
Ditilik dari klien terbesar, ada empat perusahaan yang tercatat memiliki kontribusi di atas 10% terhadap total penjualan bersih KICI, yaitu PT Nissin Biscuit Indonesia, PT Coronet Crown, The Golden Rabbit II dan PT Kedawung Subur. Total penjualan bersih KICI terhadap empat perusahaan ini mencapai Rp 57,58 miliar, naik 26,25% dibanding tahun 2016. Menurut Ing, tahun ini, KICIĀ tidak ada rencana ekspansi dalam arti investasi, melainkan ekspansi dalam bentuk perluasan pasar dengan berusaha menggenjot penjualan. KICI menargetkan penjualan tahun ini bisa tumbuh 10%. Sementara, untuk investasi membangun pabrik baru, ia katakan tidak ada rencana tersebut, karena fasilitas saat ini masih cukup dan bahkan utilisasinya masih belum 100%. Pabrik saat ini utilisasinya masih 70% sampai 80%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini