KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank optimistis, bisnis kelolaan dana nasabah tajir atau wealth management (WM) akan kembali tumbuh tahun ini. Minat nasabah pada produk WM diprediksi akan meningkat di tengah kondisi suku bunga perbankan yang masih rendah. Salah satunya, PT Bank OCBC NISP Tbk yang menargetkan dana kelolaan alias assets under management (AUM) diproyeksi dapat meningkat 15% tahun ini. Head of individual customer solutions OCBC NISP Ka Jit mengatakan, untuk mengejar target tersebut perseroan ini akan lebih fokus pada pengembangan produk reksadana dan asuransi. "Tahun ini, kondisi suku bunga rendah dan situasi ekonomi yang membaik diharapkan akan mendorong minat investasi," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (26/2). Catatan saja, tahun lalu total dana kelolaan nasabah tajir OCBC NISP mekar 30% secara tahunan (year on year/yoy) atau mencapai Rp 12 triliun. Memakai asumsi tersebut, artinya OCBC NISP memasang target dana kelolaan WM mampu mencapai Rp 13,8 triliun pada akhir tahun 2018.
Bank optimistis bisnis pengelolaan dana nasabah tajir mekar tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank optimistis, bisnis kelolaan dana nasabah tajir atau wealth management (WM) akan kembali tumbuh tahun ini. Minat nasabah pada produk WM diprediksi akan meningkat di tengah kondisi suku bunga perbankan yang masih rendah. Salah satunya, PT Bank OCBC NISP Tbk yang menargetkan dana kelolaan alias assets under management (AUM) diproyeksi dapat meningkat 15% tahun ini. Head of individual customer solutions OCBC NISP Ka Jit mengatakan, untuk mengejar target tersebut perseroan ini akan lebih fokus pada pengembangan produk reksadana dan asuransi. "Tahun ini, kondisi suku bunga rendah dan situasi ekonomi yang membaik diharapkan akan mendorong minat investasi," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (26/2). Catatan saja, tahun lalu total dana kelolaan nasabah tajir OCBC NISP mekar 30% secara tahunan (year on year/yoy) atau mencapai Rp 12 triliun. Memakai asumsi tersebut, artinya OCBC NISP memasang target dana kelolaan WM mampu mencapai Rp 13,8 triliun pada akhir tahun 2018.