KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan bisnis e-commerce yang semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir membuat perbankan serius meningkatkan bisnis transaksi pembayaran di e-commerce. Beberapa bank termasuk bank plat merah terus meningkatkan layanan dan keamanan transaksi pembayaran elektronik untuk menyasar transaksi pembayaran e-commerce alias payment point. Salah satunya PT Bank Mandiri Tbk yang mencatatkan transaksi e-commerce sampai dengan akhir Juli 2018 saja sudah mencapai Rp 12 triliun. Walau tidak merinci besaran pertumbuhannya, Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan jumlah tersebut terus meningkat tiap periodenya. Hal ini sejalan dengan langkah Bank Mandiri yang membidik e-commerce dan online payment sebagai mesin pencetak pertumbuhan pada bisnis transaksi.
"Transaksi ini didapat dari sejumlah merchant market place, retail dan travel online yang bekerjasama dengan Bank Mandiri," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/9). Benar saja, bila ditelusuri bank berlogo pita emas ini memang sudah menggandeng sebanyak 2.000 lebih merchant e-commerce sebagai payment point. Lebih lanjut, Thomas mengatakan Bank Mandiri saat ini sudah memiliki tiga sistem pembayaran khusus e-commerce. Ketiga sistem pembayaran tersebut antara lain, pembayaran kartu kredit dan debit online, e-cash dan transfer melalui virtual account Bank Mandiri serta biller untuk perusahaan e-commerce. Walau tidak memiliki target spesifik, Thomas berharap jumlah transaksi pada e-commerce terus meningkat seiring naiknya minat masyarakat dalam hal ini nasabah perseroan. "Mayoritas pembayaran transaksi e-commerce di Bank Mandiri masih melalui transfer kemudian kartu kredit dan kartu debit online dan terakhir melalui e-cash (dompet elektronik)," tuturnya. Tidak mau ketinggalan dengan sesama bank pelat merah, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kini juga tengah mendorong transaksi perbankan melalui e-commerce. Menjaga keamanan Berbeda dengan bank lain, BTN mengakui bahwa pembayaran e-commerce di perseroan mayoritas masih menggunakan ATM. Kepala Divisi Bisnis Kartu BTN Budi Santoso mengatakan pihaknya sudah mendorong transaksi e-commerce jauh sejak tahun 2014 silam. Dalam penerapannya, BTN lebih fokus untuk menjaga keamanan bertansaksi setiap nasabah. "Kami sudah terjun dari 2014, konsep kami harus secure. Artinya tiap transaksi akan dikirimkan one time password (OTP) ke handphone yang terdaftar. Sehingga benar-benar aman dan sulit disalahgunakan," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (10/9). Data terbaru dari Visa yang dimiliki oleh BTN menunjukan, pertumbuhan transaksi e-commerce perseroan terus meningkat. Sampai kuartal I 2018 saja pertumbuhannya sudah sebesar 35% secara
year on year (yoy). Budi menilai angka tersebut sudah lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri yang baru sebesar 3% pada waktu itu.
"Transaksi
cross border juga ikut naik, BTN mencatat pertumbuhannya 14% sementara di market 6%. Seluruh transaksi ini menggunakan kartu debit BTN," ungkapnya. Bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan ini menilai, kekuatan BTN dalam bisnis transaksi antara lain ada pada nasabahnya yang loyal. Atas hal itu, perseroan terus menggandeng e-commerce dan merchant online untuk dapat memberikan program dan promo khusus bagi pemegang kartu debit BTN. Setidaknya, BTN saat ini sudah menggandeng 152 merchant promo untuk mendorong transaksi e-commerce. "Sampai sekarang ada proses kerjasma, ini adalah promo penggunaan kartu agar meningkatkan awarness nasabah kami. Supaya beralih dari transfer ke proses debit saja, karena tidak ada biaya," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia