Bank pelat merah bidik KUR sektor sawit



JAKARTA. Bank pelat merah bakal lebih getol menyalurkan kredit ke sektor komoditas sawit. Skema pembiayaannya melalui kredit usaha rakyat (KUR) Sebab, risiko kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) sektor sawit cenderung rendah.

Salah satunya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang berencana menyalurkan KUR sebesar Rp 500 miliar ke sektor kelapa sawit. Senior Vice President (SVP) Usaha Kecil BNI, Anton Siregar menyebut, jumlah tersebut jauh lebih tinggi ketimbang penyaluran tahun lalu.

"2017 ditargetkan dapat menyalurkan KUR ke komoditas sawit Rp 500 miliar, dengan total plafon KUR BNI Rp 12 triliun," ujarnya, Jumat (10/3).


Sepanjang 2016, bank berkode emiten BBNI ini hanya menyalurkan KUR ke sektor komoditas sawit sebesar Rp 100 miliar dari total KUR ke sektor perkebunan sebanyak Rp 250 miliar.

Wakil Kepala Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo mengatakan, dari sisi risiko kredit bermasalah atau NPL, sektor komoditas sawit masih relatif rendah di bawah 1%. "Tahun ini kita akan lebih fokus (KUR) ke sektor perkebunan, lebih dominan ke tebu dan kelapa sawit," tuturnya.

Untuk strategi penyaluran ke komoditas sawit, Bambang menyebut, BNI akan meoptimalkan supply chain financing (SFC) lewat debitur segmen korporasi. Sebagai informasi, tahun ini, BNI mendapatkan jatah KUR sebesar Rp 12 triliun atau naik 25% dibanding tahun lalu sebesar Rp 11,5 triliun. Adapun dari jumlah tersebut, sebesar Rp 11,5 triliun dialokasikan ke KUR ritel, Rp 300 miliar ke KUR Mikro dan KUR TKI senilai Rp 200 miliar.

Bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana mengalokasikan Rp 1 triliun dari total plafon KUR sebesar Rp 13 triliun ke sektor komoditas sawit, khususnya kredit pembiayaan untuk penanaman ulang (replanting).

Hanya saja, rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan dari pemerintah. Direktur Ritel dan Konsumer Bank Mandiri, Tardi mengatakan, saat ini pihaknya telah mengajukan beberapa skema pembiayaan antara lain masa tenggang (grace period) selama minimal empat tahun kepada petani sawit. "Hal ini sedang dibahas di Kementerian Perekonomian, Bila ketentuan ini sudah jelas, kita siap untuk implementasi di beberapa daerah dengan alokasi Rp 1 triliun," ujar Tardi.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyebut, saat ini perbankan Indonesia hanya memberikan pembiayaan perkebunan sawit yang eksisting. Sedangkan untuk kredit sawit eksisting yang telah digelontorkan Bank Mandiri tahun ini telah mencapai Rp 50 triliun.

"Jadi memang 10% dari portofolio Mandiri itu di sawit, mulai dari korporasi besar," kata Kartika, Kamis (9/3). Selain itu, Kartika menilai, NPL di sektor kelapa sawit sangat rendah atau berada di level 0,07%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini