KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mulai membuka masa penawaran sukuk negara ritel (sukri) seri SR-010 pada Jumat (23/2) lalu. Masa penawaran sukuk ritel berlangsung hingga 16 Maret 2018 mendatang. Adapun, kupon SR-1010 kali ini dipatok sebesar 5,9%. Besaran kupon tersebut juga tercatat terendah sejak SR-001 pertama kali ditawarkan. Bahkan dibandingkan dengan tahun lalu turun cukup besar dari 6,9%. SR-009 yang diterbitkan pemerintah tahun lalu juga hanya terserap sebanyak Rp 14,3 triliun atau sekitar 70,15% dari target pemerintah yang sebesar Rp 20 triliun. Besaran kupon tersebut pun menuai beragam respon dari para agen penjual dalam hal ini pihak perbankan. Salah satunya yakni PT Bank OCBC NISP Tbk yang mengaku hanya menargetkan penjualan SR-010 sebesar Rp 500 miliar saja tahun ini.
Target tersebut hanya separuh dari target yang dipasang dari sukri sebelumnya Rp 1 triliun. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja pun mengamini bahwa kupon sukri tahun ini kurang menarik di mata investor. "Target penjualan tahun ini memang menurun karena kupon yang ditawarkan relatif kurang menarik untuk sebagian investor, misalnya dibandingkan dengan suku bunga deposito di industri saat ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2). Meski begitu, Parwati tetap optimis perseroan dapat memasarkan sukri tersebut kepada nasabah perseroan untuk mendukung program utang negara. Bidik investor daerah Serupa, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN juga mematok target lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu untuk penjualan sukri. Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan tahun 2017 BTN dapat merealisasikan penjualan sukri sebesar Rp 383 miliar. Akan tetapi, untuk tahun ini bank milik negara tersebut hanya menarget penjualan SR-010 sebesar Rp 300 miliar. "Pada tahun 2018, SR-010 memiliki kupon yang cukup rendah 5,9%, dengan kondisi tersebut, BTN diberikan target penjualan Rp 300 miliar," ujar Mahelan. Meski begitu, BTN sudah menyiapkan segelintir strategi untuk mendorong penjualan tersebut. Antara lain, melakukan
investor meeting bersama Kementerian Keuangan di dua kota yakni Pekanbaru dan Makassar. Memanfaatkan perluasan penjualan melalui BTN Syariah, penawaran sukuk di counter, customer gathering untuk nasabah prioritas serta penawaran kepada nasabah melalui sms blast. Sementara itu, meski tidak mengomentari secara detil, Group Health Wealth Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Elina Wirjakusuma bilang pihaknya menargetkan setidaknya SR-010 bisa terserap Rp 1 triliun sampai Rp 1,5 triliun tahun ini. Adapun, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yakni Bank Syariah Mandiri (BSM) membidik penjualan sukri tahun ini sejumlah Rp 500 miliar. Turun sedikit dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar Rp 508 miliar dengan nasabah sebanyak 2.331 orang.
Sebagai informasi tambahan, SR-010 memiliki jatuh tempo pada 10 Maret 2021 atau bertenor 3 tahun. Investor bisa melakukan pemesanan sukri SR-010 dengan biaya mininum Rp 5 juta sementara maksimum pemesanannya sebesar Rp 5 miliar. Pemesanan Sukri SR-010 dapat dilakukan melalui 22 agen penjual yang ditunjuk oleh pemerintah. Agen-agen penjual ini terdiri dari BRI Syariah, BCA, Commonwealth Bank, Bank Danamon, Bank DBS, Bank HSBC, Bank Mandiri, Maybank, Bank Mega, Bank Muamalat, BNI, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank Permata, BRI, Bank Mandiri Syariah, BTN, Bank CIMB Niaga, Citibank, Bank Standard Chartered, MNC Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia