JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) masih akan selektif menjalankan roda bisnisnya di tahun 2016. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang belum stabil membuat kalangan perbankan belum gencar mencairkan kredit untuk kebutuhan modal. Apalagi, ada kemungkinan The Federal Reserve (The Fed) kembali menaikan suku bunga acuan. Roy Arman Arfandy, Direktur Utama PT Bank Pertama Tbk mengatakan, pihaknya belum akan menggenjot secara agresif pertumbuhan bisnis di tahun 2016. Pada tahun ini, Bank Permata hanya menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 5%-10%. “Sektor kredit yang masih akan menjadi pilihan adalah makanan dan minuman, konstruksi dan infrastruktur,” kata Roy, usai acara pembukaan bursa saham di Jakarta, Senin (4/1). Roy menambahkan, industri perbankan swasta akan tertolong terkait rencana pemerintah membuka keran penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk bank swasta di tengah perlambatan penyaluran kredit ini. “Kami masih mempertimbangkan rencana untuk masuk dalam penyaluran KUR ini,’ Jelasnya. Perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Astra International ini membidik peluang penyaluran kredit ke segmen industri menengah ke bawah. Bank Permata mencatat memiliki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di level 3% dengan porsi kredit UMKM di atas 5% terhadap portofolio kredit. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank permata bidik pertumbuhan kredit 5%-10%
JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) masih akan selektif menjalankan roda bisnisnya di tahun 2016. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang belum stabil membuat kalangan perbankan belum gencar mencairkan kredit untuk kebutuhan modal. Apalagi, ada kemungkinan The Federal Reserve (The Fed) kembali menaikan suku bunga acuan. Roy Arman Arfandy, Direktur Utama PT Bank Pertama Tbk mengatakan, pihaknya belum akan menggenjot secara agresif pertumbuhan bisnis di tahun 2016. Pada tahun ini, Bank Permata hanya menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 5%-10%. “Sektor kredit yang masih akan menjadi pilihan adalah makanan dan minuman, konstruksi dan infrastruktur,” kata Roy, usai acara pembukaan bursa saham di Jakarta, Senin (4/1). Roy menambahkan, industri perbankan swasta akan tertolong terkait rencana pemerintah membuka keran penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk bank swasta di tengah perlambatan penyaluran kredit ini. “Kami masih mempertimbangkan rencana untuk masuk dalam penyaluran KUR ini,’ Jelasnya. Perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Astra International ini membidik peluang penyaluran kredit ke segmen industri menengah ke bawah. Bank Permata mencatat memiliki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di level 3% dengan porsi kredit UMKM di atas 5% terhadap portofolio kredit. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News