Bank Permata (BNLI) pasang target kredit 2021 sejalan dengan target BI dan Kemenkeu



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Meski pandemi, PT Bank Permata Tbk (BNLI) mampu mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 118 triliun sepanjang 2020.  Nilai itu meningkat 9,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.  

Pertumbuhan kredit ini didukung oleh pengalihan aset Bangkok Bank Indonesia melalui proses integrasi sebesar Rp17,3 Triliun. Meski mencatatkan pertumbuhan kredit yang solid pada tahun lalu, Bank Permata tak terlalu agresif mengejar pertumbuhan kredit di 2021.

Direktur Keuangan Bank Permata, Lea Setianti Kusumawijaya, menyatakan optimis pemulihan ekonomi akan berjalan dengan baik sehingga bisa mendukung bisnis bank tahun ini. 


Ia bilang, target kredit maupun aset bank permata akan mirip dengan target kredit yang dicanangkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Awalnya Kemenkeu maupun BI menargetkan kredit perbankan 7% hingga 8% di 2021. Namun direvisi menjadi 5% hingga 7%. 

Baca Juga: Laba Bank Permata (BNLI) turun 51,91% di 2020, begini penjelasan manajemen

“Nah target pertumbuhan kredit dan aset Bank Permata kurang lebih akan similar dengan apa yang dicanangkan oleh para regulator tersebut. Harapannya kita bisa lebih baik karena kita memiliki sinergi dengan Bangkok Bank PLC yang memiliki business proposition yang kuat di perbankan korporasi maupun nasabah on board dari Bangkok Bank Indonesia,” papar Lea dalam konferensi virtual pada Jumat (26/3).

Seiring dengan penyaluran kredit itu, Bank Permata akan menyesuaikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sesuai dengan manajemen likuiditas bank. Bank Permata akan menjaga loan to deposit (LDR) di level 80% hingga 85%. 

“Maka pertumbuhan DPK akan disesuaikan dengan pertumbuhan kredit yang tercapai saat itu. Juga merujuk kepada target LDR tersebut,” jelasnya. 

Total DPK Bank Permata hingga 2020 tumbuh sebesar 18,4% yoy dari Rp 112,9 triliun menjadi Rp 145,6 triliun. Adapun kontribusi terbesar dari pertumbuhan produk Giro sebesar 25,3%, diikuti oleh Tabungan dan Deposito masing-masing 13,5% dan 17,1% yoy.

Sedangkan rasio likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 79% di Desember 2020 dan rasio CASA meningkat menjadi 51,2% meningkat 54 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya: Menkeu Sri Mulyani: Kuartal I-2021, Ekonomi Indonesia Minus Antara -1% Hingga -0,1%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli