KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja positif PT Bank Permata Tbk berlanjut. Per akhir September 2017, bank mencatat laba Rp 708 miliar, membalikkan rugi yang sempat tercatat Rp 1,23 triliun di periode yang sama setahun lalu. Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah mengatakan, bank mengalami peningkatan kualitas aset dibandingkan tahun lalu, serta perbaikan dalam pengelolaan biaya. "Bank Permata terus menjaga profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan modal yang kuat dan neraca keuangan yang lebih sehat sebagaimana tercermin dalam kinerjanya di tiga kuartal berturut-turut ini," kata Ridha dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (26/10).
Strategi Bank Permata untuk melanjutkan kinerja positif adalah dengan meningkatkan kualitas aset dan penguatan manajemen risiko. Sejalan dengan perbaikan kualitas kredit, penyaluran kredit Bank Permata tak setinggi setahun lalu. Perusahaan mengumumkan penyaluran kredit turun 17%
year on year, meski Unit Usaha Syariah (UUS) mencatat kenaikan pembiayaan 16%. Beberapa segmen kredit yang tumbuh positif misalnya kredit pemilikan motor (KPM), kredit pemilikan rumah (KPR), UKM dan kredit korporasi (wholesale banking). Meski penyaluran kredit terkikis, Bank Permata serius memperbaiki kredit bermasalah. Bank misalnya melakukan penjualan asset, restrukturisasi dan perbaikan aset secara proaktif. Dengan begitu, rasio kredit macet atau
non-perfoming loan (NPL) gross dan net perusahaan bisa menjadi 4,7% dan 1,8%. Memang masih mendekati ambang batas regulator 5%, tapi, sudah membaik ketimbang rasio 4,9% dan 2,5% pada September tahun lalu. Ini juga lebih baik ketimbang NPL akhir Desember 2016 lalu yang mencapai 8,8% dan 2,2%. NPL Coverage Ratio guna mengantisipasi pembentukan kredit bermasalah juga lebih tinggi sebesar 175%. Pencadangan ini lebih besar dibandingkan dengan 166% di Juni 2017, 122% di Desember 2016 dan 98% di bulan September 2016. Selain itu, Bank Permata mengatakan, mengalami peningkatan dana simpanan nasabah atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di kuartal III-2017. Dengan begitu, bank menjaga sisi likuiditas.
Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 83%, dibandingkan dengan 86% pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan juga terus memperbaiki struktur pendanaannya, terlihat dari rasio pendanaan lewat tabungan dan giro (CASA) yang lebih tinggi yaitu 50% dibandingkan dengan 43% tahun lalu. "Tumbuhnya CASA akan terus menjadi prioritas untuk menjamin biaya dana yang murah dan berkelanjutan," kata Ridha.
Akhir September lalu, modal Bank Permata juga mencatat Capital Adequacy Ratio (CAR) 18,8%, jauh lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku. Hal ini disebabkan kinerja yang membaik tahun ini dan telah diselesaikannya
rights issue senilai Rp 3 tiliun di bulan Juni 2017. "Kami akan terus memperkuat fundamental dan memanfaatkan kekuatan inti kami termasuk jaringan cabang yang luas, meluncurkan beragam produk seperti PermataMobile dengan Touch ID, Permata e-Bond (layanan transaksi obligasi melalui internet banking)," kata Ridha. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia