JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) tengah mengkaji rencana penurunan bunga kredit pasca kelebihan likuiditas pada kuartal I/2015 karena kredit yang belum banyak mengalir ke sektor riil. Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, menyampaikan, ada ruang untuk memangkas bunga kredit. “Ruang penurunan bunga kredit sebesar 0,25% dengan memperhitungkan risiko kreditnya,” kata Roy, Rabu (6/5). Lanjutnya, perusahaan merencanakan penurunan bunga kredit akan terealisasi pada bulan Juni atau Juli tahun 2015 dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas untuk semester II/2015. Misalnya, jika tidak ada pergerakan besar pada komposisi dana pihak ketiga (DPK) menjelang bulan Ramadan dan Lebaran, maka perusahaan akan menurunkan bunga kredit. Namun, jika ada penarikan dana dari masyarakat untuk kebutuhan tersebut maka penurunan bunga kredit akan tertunda. “Meskipun ekses, namun likuiditas masih menjadi sorotan utama bank,” tambahnya. Adapun, bank milik Standard Chartered dan Astra Internasional ini membidik pertumbuhan DPK sebesar 12% untuk tahun 2015, dengan target kenaikan komposisi dana murah menjadi 35%-36% dari komposisi dana murah 33% terhadap total DPK. “Sedangkan rasio LDR kami masih di level 87%-88%,” ucap Roy. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank Permata kaji penurunan bunga kredit 25 bps
JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) tengah mengkaji rencana penurunan bunga kredit pasca kelebihan likuiditas pada kuartal I/2015 karena kredit yang belum banyak mengalir ke sektor riil. Roy A. Arfandy, Direktur Utama Bank Permata, menyampaikan, ada ruang untuk memangkas bunga kredit. “Ruang penurunan bunga kredit sebesar 0,25% dengan memperhitungkan risiko kreditnya,” kata Roy, Rabu (6/5). Lanjutnya, perusahaan merencanakan penurunan bunga kredit akan terealisasi pada bulan Juni atau Juli tahun 2015 dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas untuk semester II/2015. Misalnya, jika tidak ada pergerakan besar pada komposisi dana pihak ketiga (DPK) menjelang bulan Ramadan dan Lebaran, maka perusahaan akan menurunkan bunga kredit. Namun, jika ada penarikan dana dari masyarakat untuk kebutuhan tersebut maka penurunan bunga kredit akan tertunda. “Meskipun ekses, namun likuiditas masih menjadi sorotan utama bank,” tambahnya. Adapun, bank milik Standard Chartered dan Astra Internasional ini membidik pertumbuhan DPK sebesar 12% untuk tahun 2015, dengan target kenaikan komposisi dana murah menjadi 35%-36% dari komposisi dana murah 33% terhadap total DPK. “Sedangkan rasio LDR kami masih di level 87%-88%,” ucap Roy. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News