Bank Permata: Naik cepat, risiko jatuh juga cepat



JAKARTA. Bank Permata berhati-hati dengan menetapkan target pertumbuhan bisnis yang konservatif pada tahun ini. Ini terlihat dari penyusunan Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015, dimana target pertumbuhan aset, kredit, dan dana pihak ketiga (DPK) hanya 15%.

Roy Armand Affandy, Direktur Utama Bank Permata mengatakan bahwa pihaknya memang sejak awal tak terlalu muluk berambisi segera memiliki posisi peringkat total aset yang tinggi di dunia perbankan Indonesia. Ia lebih menekankan pertumbuhan total aset yang bertahap serta berkesinambungan. “Karena kalau naik terlalu cepat, akan cepat pula risikonya mengalami kejatuhan,” kata Roy saat dihubungi pada Senin, (12/1).

Adapun target pertumbuhan kredit pada tahun ini telah mempertimbangkan situasi ekonomi nasional yang masih menghadapi tantangan berat. Pertumbuhan DPK juga disesuaikan demi menjaga kondisi likuiditas. “Sehingga kami menargetkan pertumbuhan antara 14% - 15% secara year on year (yoy) dibanding akhir tahun ini,” ujar Roy.


Roy menegaskan Bank Permata belum menetapkan rencana pertumbuhan anorganik dalam RBB tahun ini. Walaupun peluang tersebut bisa saja terjadi, ia menekankan lebih fokus untuk mendongkrak pertumbuhan organik. “Mungkin kita akan menambah antara 5 sampai 10 kantor cabang baru pada tahun ini,” pungkas Roy.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2014, jumlah kredit yang disalurkan Bank Permata masih mencapai Rp 118,01 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,80% secara yoy dibanding  Oktober 2013 yang mencapai 104,61 triliun.

Sementara DPK yang dihimpun Bank Permata mencapai Rp 136,41 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 21,17% secara yoy dibanding  Oktober 2013 yang mencapai 112,57 triliun. Terakhir, total aset Bank Permata mencapai Rp 185,80 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 20,14% secara yoy dibanding  Oktober 2013 yang mencapai 154,65 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan