JAKARTA. Kinerja konsolidasian PT Bank Permata Tbk (BNLI) tahun 2016 kian terpuruk, dengan membukukan rugi bersih Rp 6,48 triliun. Tahun 2015, Bank Permata masih membukukan laba Rp 247,1 miliar. Sebagai pemegang 44,56% saham, Standard Chartered (Stanchart) berkomitmen terus bekerjasama dengan manajemen baru, dan PT Astra International Tbk untuk menjalankan langkah-langkah demi meningkatkan kinerja. Dukungan Stanchart juga mengalir bagi rencana rights issue Bank Permata senilai Rp 3 triliun untuk memperkuat cadangan modal. "Kami tetap mempertahankan komitmen kami di Indonesia, tempat kami telah beroperasi selama 150 tahun,” terang Sebastian Arcuri, Regional Head, Retail Banking, ASEAN and South Asia Standard Chartered dalam keterangan pers yang diterima KONTAN, Kamis (16/2).
Bank Permata rugi, ini kata Tahir
JAKARTA. Kinerja konsolidasian PT Bank Permata Tbk (BNLI) tahun 2016 kian terpuruk, dengan membukukan rugi bersih Rp 6,48 triliun. Tahun 2015, Bank Permata masih membukukan laba Rp 247,1 miliar. Sebagai pemegang 44,56% saham, Standard Chartered (Stanchart) berkomitmen terus bekerjasama dengan manajemen baru, dan PT Astra International Tbk untuk menjalankan langkah-langkah demi meningkatkan kinerja. Dukungan Stanchart juga mengalir bagi rencana rights issue Bank Permata senilai Rp 3 triliun untuk memperkuat cadangan modal. "Kami tetap mempertahankan komitmen kami di Indonesia, tempat kami telah beroperasi selama 150 tahun,” terang Sebastian Arcuri, Regional Head, Retail Banking, ASEAN and South Asia Standard Chartered dalam keterangan pers yang diterima KONTAN, Kamis (16/2).