JAKARTA. Beberapa bank berusaha meningkatkan pertumbuhan kredit manufakur. Hal ini seiring dengan mulai membaiknya pertumbuhan industri manufaktur pada awal tahun. Untuk melakukan hal ini beberapa bank swasta fokus ke sektor manufaktur yang masih berpeluang tumbuh. Darwin Wibowo, Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk mengatakan bank akan mempertahankan keberimbangan sektor industri dalam penyaluran kredit manufaktur. "Di Bank Permata hampir rata, tidak ada yang sangat menonjol (dalam penyaluran kredit industri manufaktur)," ujar Darwin kepada KONTAN, Minggu (6/8). Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk mengatakan pada semester 2 bank akan fokus ke beberapa industri manufakur yang masih berpoensi tumbuh. "Diantaranya adalah industri kimia, plastik, makanan minuman dan tekstil," ujar Parwati. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sampai Mei 2017 pertumbuhan kredit manufaktur perbankan 4,56% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 773,7 triliun. Pertumbuhan kredit manufaktur selama lima bulan pertama 2017 ini berkurang hampir 50% dari pertumbuhan periode sama 2016 sebesar 8,19%. Rasio kredit bermasalah (NPL) disektor ini sebesar 3,29% atau masih lebih tinggi dari NPL industri perbankan diangka 3,07%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bank pertahankan pertumbuhan kredit manufaktur
JAKARTA. Beberapa bank berusaha meningkatkan pertumbuhan kredit manufakur. Hal ini seiring dengan mulai membaiknya pertumbuhan industri manufaktur pada awal tahun. Untuk melakukan hal ini beberapa bank swasta fokus ke sektor manufaktur yang masih berpeluang tumbuh. Darwin Wibowo, Direktur Wholesale Banking PT Bank Permata Tbk mengatakan bank akan mempertahankan keberimbangan sektor industri dalam penyaluran kredit manufaktur. "Di Bank Permata hampir rata, tidak ada yang sangat menonjol (dalam penyaluran kredit industri manufaktur)," ujar Darwin kepada KONTAN, Minggu (6/8). Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk mengatakan pada semester 2 bank akan fokus ke beberapa industri manufakur yang masih berpoensi tumbuh. "Diantaranya adalah industri kimia, plastik, makanan minuman dan tekstil," ujar Parwati. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), sampai Mei 2017 pertumbuhan kredit manufaktur perbankan 4,56% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 773,7 triliun. Pertumbuhan kredit manufaktur selama lima bulan pertama 2017 ini berkurang hampir 50% dari pertumbuhan periode sama 2016 sebesar 8,19%. Rasio kredit bermasalah (NPL) disektor ini sebesar 3,29% atau masih lebih tinggi dari NPL industri perbankan diangka 3,07%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News